Selasa 01 Jun 2010 03:24 WIB

Menkeu: UU JPSK Penting Demi Atasi Krisis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, menegaskan bahwa Undang-undang Jaring Pengaman Sektor Keuangan (UU JPSK) sangat diperlukan. Tujuannya menjadi pedoman dalam menghadapi krisis.

"Kalau ditanyakan apakah perlu, saya bisa menyampaikan, semua pihak setuju bahwa ini sesuatu yang sangat diperlukan," ujarnya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Senin (31/5). Ia berharap pemerintah dan DPR dapat segera mendiskusikan RUU tersebut agar segera ditetapkan menjadi UU,

Namun, ia belum mengetahui kapan pembahasan RUU JPSK akan kembali dilakukan. "Ini kan sesuatu yang bisa diselesaikan kalau DPR sudah melakukan review, kemudian melakukan pengkajian, tapi kita menghormati proses yang sedang berjalan di DPR bila seandainya masih membutuhkan waktu," ujarnya.

Pengamat Ekonomi Aviliani mengatakan Undang-undang Jaring Pengaman Sektor Keuangan harus segera disahkan untuk mengantisipasi krisis yang terjadi.  Menurut dia, setelah terjadi kasus Bank Century diperkirakan pemerintah maupun bank sentral tidak akan berani memutuskan untuk mengatasi krisis yang sedang dihadapi.

UU JPSK merupakan kerangka kerja yang melandasi pengaturan mengenai skim asuransi simpanan, mekanisme pemberian fasilitas pembiayaan darurat oleh bank sentral (lender of last resort), serta kebijakan penyelesaian krisis.

JPSK pada dasarnya ditujukan untuk pencegahan krisis. Namun demikian, kerangka kerja ini juga meliputi mekanisme penyelesaian krisis sehingga tidak menimbulkan biaya yang besar kepada perekonomian.

sumber : ANT
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement