Rabu 02 Jun 2010 07:21 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Commitee (Mer-C), Sarbini Abdul Murad menyatakan bantahannya ihwal kabar yang menyebutkan terdapat anggotanya yang tewas paska serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara. Menurutnya kabar tersebut hanya isu belaka.
Sardini menyebut terakhir kali terjadi kontak dengan relawan yang ikut dalam kapal Armada Kebebasan pada pukul 12.00 WIB atau 07.00 waktu setempat. Saat itu, posisi mereka
sedang menaikan jangkar.
Guna memastikan keselamatan anggotanya dan relawan kemanusiaan asal Indonesia, Sarbini Abdul Murad meminta pemerintah Indonesia untuk bertindak tegas guna menyelamatkan warganya dari ancaman Israel. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan kontak dengan kedutaan besar turki dan pihak-pihak yang terkait.
Sementara itu, korban tewas akibat serbuan Israel ke salah satu kapal rombongan misi kemanusian Freedom Flotilla, Mavi Marmara, menjadi 19 orang atau bertambah tiga orang dari jumlah sebelumnya. jumlah ini berdasarkan laporan televisi Channel 10 milik Israel.
Kendati demikian, hingga kini identitas para korban masih belum diketahui. Sementara, 12 relawan Indonesia yang tergabung bersama 300 lebih relawan dari seluruh dunia juga belum diketahui nasibnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal Mavi Marmara yang ditumpangi sekitar 800 relawan dimana 12 diantaranya merupakan relawan kemanusian dari Indonesia diserang Israel saat berada 60 km dari garis pantai. Kini, kapal itu dibawa pihak Israel ke sebuah pelabuhan di Haifa, Israel.
Stock Footage by Youtube