REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Desakan terhadap pemerintah Indonesia agar bersikap tegas atas kebiadapan Israel dilakukan berbagai pihak. Para pegiat kemanusiaan pun minta hal serupa.
Juru bicara pegiat kemanusiaan, Romo Benny Susetyo, mengatakan tindakan Israel pantas disebut sebagai pembantaian. Oleh karena itu, ia mendesak pemerintah yang masih menjabat sebagai Dewan HAM Perserikatan Bangsa Bangsa agar menginisiasi sesi khusus dalam pembentukan Tim Investigasi Independen.
"Langkah ini juga harus diikuti oleh hasil konkret dan upaya pencarian kebenaran independen harus terbentuk," ungkap Romo Beny yang juga merupakan Sekretaris Konferensi Wali Gereja dalam pembacaan sikap pegiat kemanusiaan di Kantor Kontras, Jakarta, Selasa (1/6). Beny melanjutkan tidak ada satu pun pembenaran terhadap serangan konvoi bantuan kemanusiaan walau terjadi di wilayah konflik. Menurut dia, tindakan brutal dari aparat keamanan Israel tersebut akan memperumit upaya inisiatif damai yang diperjuangkan oleh berbagai pihak.
Hukum internasional, baik HAM maupun humaniter, jelasnya, mengharamkan tindakan yang diambil aparat keamanan Israel. Israel. Defense Force (IDF), dinilai terlalu berlebihan dengan mengklaim adanya penyusupan teroris dalam konvoi kapal berisi aktivis kemanusiaan tersebut. "Klaim itu tidak berdasar dan menunjukkan IDF gagal membuktikan kecermatan intelijennya," tegas Benny.
Benny pun mendukung sikap komunitas internasional untuk mendesak Pemerintah Israel agar mempertanggungjawabkan pembantaian tersebut. Insiden itu, ujar Benny, juga harus merespons dengan membuka lagi embargo teritori di Jalur Gaza, Palestina oleh Pemerintah Israel.
Sementara itu, Koordinator Kontras, Usman Hamid, mengharapkan agar hasil investigasi tersebut diajukan ke Mahkamah Internasional dan Israel mendapatkan sanksi yang layak. Selain itu, ia mengharapkan agar Dewan Keamanan PBB mengerahkan pasukan perdamaian PBB demi mencegah situasi yang memburuk dalam waktu dekat. Ia berharap masyarakat Israel mengisolasi pemerintahan Israel dalam pergaulan diplomasi dunia.
Peneliti Wahid Institute, Rumadi, mengharapkan agar isu blokade Gaza tidak hanya menjadi isu agama. "Isu ini jangan menjadi isu agama antara Yahudi dengan Islam atau Islam dengan non-Islam. Itu bukan menyelesaikan masalah," jelasnya.