REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--Marah pada Israel bukan berarti harus semena-mena terhadap warganya yang berketurunan Yahudi. Menyusul memuncaknya kemarahan atas Israel yang menuai unjuk rasa besar-besaran di seantero negeri, Turki telah meningkatkan pengamanan untuk melindungi minoritas Yahudi.
Keamanan telah ditingkatkan tak hanya di Istanbul saja, di mana terdapat beberapa rumah-rumah ibadat dan pusat pelayanan 23 ribu penduduk Yahudi di negara itu. "Tak semua warga Yahudi setuju dengan tindakan Israel," ujar Menteri Dalam Negeri, Besir Atalay.
Kebencian warga Turki terhadap Israel telah meningkat secara dramatis sejak hari Senin setelah insiden yang menewaskan sembilan orang, termasuk sedikitnya empat orang Turki, di kapal bantuan Mavi Marmara. Menyusul insiden mematikan itu, Turki telah menarik duta besarnya di Israel. Atalay menjamin, masyarakat Yahudi di Turki tak perlu khawatir, walau tak menampik kemarahan di negeri ini bisa berubah sangat mudah untuk menjadi gerakan anti-Semitisme.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdo?an telah meluncurkan serangkaian serangan verbal keras terhadap Israel sejak serangan hari Senin. Lebih dari 20 ribu orang berdemonstrasi di Turki setelah serangan terhadap armada Gaza, banyak dari mereka membakar bendera Israel. "Tetapi perdana menteri juga mengatakan hari Selasa bahwa dia menentang anti-Semitisme," tambahnya.