REPUBLIKA.CO.ID,
DENPASAR - Walau bertitel bandara internasional, ternyata kenyamanan dan pelayanan kerap dikeluhkan para penumpang yang masuk dan keluar Bali melalui Bandara Ngurah Rai. Keluhan yang paling sering dikemukakan para penumpang adalah minimnya troli atau kereta pengangkut barang di terminal kedatangan domestik.
"Masak untuk dapat troli kami harus mencarinya keluar terminal dan menunggu hingga 30 menit," kata Julian (39), seorang penumpang.
Kepada Republika, karyawan salah satu perusahaan minyak swasta berbendera nasional itu mengemukakan, masuk ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai semakin tidak nyaman. Tapi lanjutnya, dia tidak punya pilihan lain, karena memang Bandara Ngurai Rai menjadi satu-satunya pintu keluar masuk Bali melalui jalur udara.
Menurut Julian, minimnya troli di Bandara Ngurah Rai, kerap disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Dia menangkap ada unsur kesengajaan dari pihak-pihak yang bekerja di Bandara Ngurah Rai, agar penumpang menggunakan jasa mereka.
Dikonfirmasi kemarin, Kepala Humas PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Muhammad Dimyati, mengakui adanya keluhan penumpang akibat minimnya troli. Dia mengatakan kalau pengadaan troli diperoleh pihaknya dari menyewa kepada pihak lain dan dalam waktu dekat telah disepakati rencana penambahan sebanyak 1.000 buah troli lagi.
"Insya Allah dalam waktu dekat akan ditambah sekitar 1.000 troli lagi. Kapan waktunya, tunggu saja," kata Dimyati.