REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU--Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXIII yang bakal digelar 5-12 Juni 2010 terkendala sarana penginapan. Akibat membludaknya jumlah kafilah dan penggembira yang menghadiri hajatan akbar itu, para peserta dan tamu undangan tak mendapat penginapan.
"Sejumlah duta besar komplain (mengeluh) kepada kami, karena mereka tak kebagian tempat menginap," ungkap Gubernur Bengkulu, Agusrin M Najamudin kepada wartawan, Kamis (4/5). Menurut dia, seluruh hotel dan penginapan yang ada di kota Bengkulu sudah habis dipesan sebulan sebelum MTQN digelar.
Agusrin mengungkapkan, para dubes itu baru memberi kepastian akan menghadiri acara pembukaan MTQN XXIII yang akan dibuka Presiden RI baru sekitar 10 hari sebelum acara. "Kami kesulitan untuk mencarikan hotel dan penginapan, karena semua sudah penuh," tuturnya.
Selain sejumlah duta besar, papar dia, banyak juga anggota DPD dan DPR yang tak kebagian tempat menginap. Pihaknya menawarkan solusi agar para dubes dan anggota DPR serta DPD yang tak kebagian tempat menginap itu mencharter pesawat, sehingga begitu acara pembukaan selesai bisa langsung kembali ke Jakarta .
Saat ini, papar Agusrin, panitia MTQN XXIII masih kekurangan sekitar 500 rumah untuk para kafilah dan penggembira yang telah tiba di Bengkulu. Sebagian kafilah dan penggembira memang terpaksa harus menyewa rumah-rumah penduduk. "Untuk mengatasi kekurangan tempat menginap, kami terpaksa menggunakan rumah penduduk dan perumahan yang baru jadi serta masih kosong," ungkapnya.
Akibat tingginya permintaan, harga sewa rumah pun melonjak. Agusrin mengakui harga sewa satu rumah untuk ditempati selama tujuh hari bisa mencapai Rp 10 juta. Semarak MTQN XXIII sudah mulai tampak di berbagai penjuru kota Bengkulu.