REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA--Sebuah kelompok asal Turki yang mendanai armada kapal bantuan misi kemanusiaan yang diserang Israel, menyiapkan rencana besar bagi Gaza.
Dengan jenggot lebat, pria berusia 50 tahun yang duduk sebagai pemimpin kelompok tersebut, kini dianggap seorang pahlawan yang dapat mengatasi kemiskinan diwilayah Palestina.
Mehmet Kaya mengatakan, kelompok yang dipimpinnya berencana untuk mengeluarkan dana 25 juta dolar AS untuk rumah, perlengkapan medis dan pendidikan.
Pria itu kini diperlakukan layaknya seorang bintang kemanapun dia pergi, sejak serangan mematikan dari pasukan Israel, Senin (31/5). Warga Gaza mulai dari anak-anak hingga dewasa berkumpul hanya untuk menyalami Mehmet.
Dia juga dikabarkan kini memiliki akses untuk menemui para pemimpin yang memerintah wilayah kelompok militan Islam Hamas.
"Negara-negara Arab yang merupakan bagian dari kami saja, tidak melakukan apa yang dilakukan Turki," ujar Jihan Balousha yang membawa lima anak-anaknya untuk menemui Mehmet Kaya di sebuah pelabuhan yang sudah rusak, Rabu (2/6).
Israel menuduh kelompok yang dipimpin Mehmet Kaya, yang dikenal dengan IHH, mendukung terorisme. Aktivis Turki membantah keras dan mengatakan mereka sangat terlibat dalam upaya kemanusiaan dan harus berurusan dengan Hamas sebagai pihak yang berkuasa di Gaza.
"Kami mengetahui, ketika bantuan diberikan pada pemerintah Hamas, maka bantuan itu juga sampai kepada masyarakat," ujar Mehmet Kaya, berbicara atas nama kelompoknya.
Mehmet Kaya memperoleh ketenaran baru, sejak enam armada kapal yang mencoba menembus blokade Israel di Gaza yang sudah berlaku selama tiga tahun.
Tampak sebagai duta besar tak resmi untuk Gaza, Mehmet Kaya dianggap media asing sebagai simbol peralihan dramatis Turki terhadap negara pelindung Hamas yaitu Iran dan Syria, dengan mengorbankan aliansi tradisionalnya, Israel.