Sabtu 05 Jun 2010 04:55 WIB

Istri PM Jepang Menolak Dijuluki First Lady

Nobuko
Foto: .
Nobuko

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Jepang memiliki perdana menteri baru, tapi tak ada first lady alias ibu negara. Pasalnya, Nobuko, istri Perdana Menteri Naoto Kan, menolak untuk disebut sebagai first lady atau apapun gelar sejenis. Dia mengaku lebih bangga disebut sebagai "oposisi politik Naoto Kan di rumah".

"Saya selalu berpikir wanita pertama adalah istilah yang tidak cocok di Jepang," ujarnya saat diwawancarai TV Asahi tak lama setelah pengumuman kemenangan suaminya.

Menurutnya, first lady lebih mengacu pada istri seorang presiden Amerika Serikat. "Saya hanya akan melakukan apa yang saya bisa sebagai istrinya, tapi saya juga ingin menjaga kebebasan pribadi," ujarnya. Ia kerap disamakan dengan Hillary Clinton saat Bill Clinton masih menjabat presiden oleh publik Jepang.

Nobuko dan Kan sama-sama aktivis sipil kiri pada 1970-an dan mendapatkan kursi pertama parlemen pada 1980 setelah tiga kali gagal. Selama bertahun-tahun ia dikenal memiliki talenta dalam karir politiknya. Dalam sebuah anekdot yang terkenal, dia meyakinkan dirinya untuk mengungkapkan kesalahan pemerintah dalam skandal atas produk-produk darah yang tercemar HIV ketikasuaminya menjabat menteri kesehatan  pada pertengahan 1990-an.

"Jika kau tidak dapat melakukan apa-apa tentang ini, sebaiknya berhenti sebagai seorang anggota parlemen saja," ujarnya pada Kan, yang dialog itu dipublikasikan di situs seorang anggota Parlemen, Kazunori Yamanoi.

Pernikahan mereka melewati masa sulit ketika sebuah majalah gosip mengungkapkan Kan telah menghabiskan malam di sebuah kamar hotel dengan seorang presenter televisi. Pasangan ini memiliki dua anak laki-laki dewasa yang tinggal terpisah. Pasangan ini tinggal di Tokyo barat bersama kucing mereka. "Satu-satunya kondisi untuk menikah dengannya adalah membiarkan saya memiliki kucing," kata Nobuko bercanda.

sumber : TST
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement