Ahad 06 Jun 2010 06:45 WIB

Pekerja Pelabuhan Swedia Tolak Layani Kapal Berbendera Israel

ilustrasi
Foto: AP
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BERN--Ini dia unjuk rasa atas serangan Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan ala pekerja galangan kapal Swedia: menolak kapal berbendera Israel yang hendak singgah. Aksi yang direncanakan akan digelar selama sepekan ke depan itu akan menolak apapun jenis kapal berbendera Israel, baik mengangkut penumpang maupun barang.

Menurut Serikat Pekerja Pelabuhan Swedia, Peter Annerback, para pekerja akan menolak untuk menangani kapal-kapal Israel  selama blokade tanggal 15-24 Juni. Serikat ini memiliki sekitar 1.500 anggota dan semuanya mengaku mendukung kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Ia menyebut, salah satu alasan blokade adalah karena "Serangan kriminal belum pernah terjadi sebelumnya pada konvoi damai."

Menurut banyak sumber, blokade akan mempengaruhi perdagangan antara kedua negara. Di pelabuhan, pada pekerja masih sibuk mengidentifikasi kapal kargo. Bila kapal Israel terlanjur masuk, maka mereka menolak untuk melakukan aktivitas bongkar muat.

Di Australia, ribuan demonstran berkumpul Australia Sydney Town Hall Sabtu untuk memprotes serangan mematikan Israel di armada menuju Gaza pekan lalu. bendera Israel dibakar dalam aksi itu.

Huseyin Erbis, 28, mengatakan kepada kantor berita Australia AAP bahwa Israel pantas kecaman internasional untuk blokade Gaza dan dampaknya terhadap Palestina. "Mereka memusuhi Islam, padahal Nabi umat islam sangat baik terhadap orang Yahudi," ujarnya.

Demonstrasi Israel juga terjadi di beberapa kota-kota Selandia Baru, sebagian demonstran Pro-Palestina membakar bendera Israel dan Amerika Serikat. Tak sedikit demonstran yang melemparkan sepatu ke foto pimpinan Israel dan AS, mengikuti contoh dari jurnalis Irak yang melemparkan satu di lalu-presiden George W Bush saat konferensi pers pada Desember 2008.

"Sepatu yang kotor adalah simbol sebuah penghinaan," kata John Minto, pemimpin organisasi Perdamaian dan Keadilan Global, kepada wartawan. Demonstrasi tak hanya dilakukan di Aucland tetapi juga  di Wellington, Christchurch, dan Dunedin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement