Senin 07 Jun 2010 03:29 WIB

MIliter dan Politisi Israel Saling Tuding

Rep: wulan tunjung palupi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV -- Para politisi Israel menilai serangan ceroboh tentara Israel disebabkan kesalahan dalam perencanaan operasi Angkatan Laut dan intelijen yang salah. Seorang politisi israel menuding Perdana Menteri Netanyahu dan Menteri pertahanna Ehud Barak tidak menyadari bahwa serangan ini akan menjadi sorotan internasional.

Akibat tudingan itu ketegangan meningkat diantara para pemimpin militer dan politik. Masing-masing pihak mencoba untuk menyalahkan pihak lain untuk operasi ceroboh dan mengakibatkan krisis diplomasi bagi Israel.

Seperti diberitakan media Israel Haaretz hingga saat ini pemerintah Israel belum memutuskan mengenai jenis penyelidikan yang akan dilakukan. Namun telah berhasil menciptakan ketegangan antara pemerintah, parlemen serta militer.

Ide yang kemungkina dipilih pemerintah adalah membuat sebuah tim yang berisi orang-orang sipil, ketimbang militer dengan kemungkinan pengamat asing.Para politisi menuding, militer mengesankan seolah-olah di kapal bantuan itu telah terdapat pasukan bersenjata yang siap menyerang Israel. Sementara sumber militer menyebutkan PN Netanyahu dan Barak yang salah penilaian bahwa serangan itu tidak akan menimbulkan reaksi dunia internasional.

"Tampak bahwa perdebatan tujuh menteri itu relatif dangkal dan tidak masuk ke rincian operasi," ujar sumber tersebut. Netanyahu tengah berada di Kanada saat penyerangan terjadi dan segera memotong kunjungannya, tidak jadi lanjut menuju AS dan langsung pulang ke Israel.

Para politisi juga menilai koordinasi antara berbagai kelompok mempersiapkan kedatangan armada itu kurang. Angkatan Laut Israel dan Staf Umum mengadakan puluhan pertemuan muka selama berminggu-minggu, namun sebenarnya tidak melibatkan dinas terkait lainnya seperti Departemen Luar Negeri atau pakar komunikasi politik.

Karena keterlibatannya yang terbatas IDF hanya menyiapkan diri untuk operasi militer, dan tidak membahasnya dari aspek lain. Komandan Angkatan Laut Israel Laksamana Eliezer Marom mempersiapkan operasi dengan partisipasi dari Kepala Staf Gabi Ashkenazi dan wakilnya, Mayor Jenderal Benny Gantz.

Informasi intelijen yang tidak cukup memadai untuk sebuah operasi militer semakin mempertajam gesekan antara angkatan bersenjata dan Mossad. IDF mengatakan badan spionase tidak benar menggunakan seluruh upayanya dalam mengumpulkan data intelijen tentang armada tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement