REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi (7/6) melemah mendekati angka Rp9.300 per dolar, karena mata uang AS itu menguat hampir pada semua mata uang Asia, serta Euro, yang terus menekan rupiah.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp9.285-Rp9.295 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.175-Rp9.185 per dolar atau turun 110 poin.
Dirut Finan Corpindo Nusa di Jakarta, Edwin Sinaga mengatakan, rupiah terkoreksi terhadap dolar selain karena menguatnya dolar, juga disebabkan oleh merosotnya saham-saham di Amerika Serikat.
Para pelaku asing melepas sahamnya di bursa Wall Street, karena mereka kecewa dengan data tenaga kerja AS, katanya.
Rupiah, menurut dia, meski saat ini terkoreksi, masih ada peluang untuk kembali menguat hingga mendekati angka Rp9.000 per dolar, karena potensi pasar Asia khususnya Indonesia yang lebih baik dari negara lainnya seperti Eropa dan Amerika Serikat.
"Kami memperkirakan tekanan rupiah itu tidak akan berlangsung lama. Ini hanya sementara saja, " ucapnya.
Para pelaku asing, lanjut Edwin, saat ini hanya melepas rupiah untuk mencari untung, setelah pada hari sebelumnya menguat tajam.
Rupiah yang sempat terpuruk hingga mendekati angka Rp9.400 per dolar, kemungkinan akan kembali ke level Rp9.100 per dolar.
Ia mengatakan, rupiah pada Senin siang diperkirakan masih akan terpuruk, karena tekanan pasar makin menguat.
Sepanjang hari Senin, rupiah diperkirakan akan terpuruk hingga berada jauh di atas angka Rp9.200 per dolar, ucapnya.