REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Lebih dari 5.000 warga Palestina telah menyeberangi perbatasan antara Gaza dan Mesir sejak presiden Mesir memerintahkan pembukaan perbatasan delapan hari lalu. Presiden Mesir Hosni Mubarak membuka persimpangan di kota perbatasan Rafah setelah tekanan internasional terkait serangan Israel pada armada bantuan menuju Jalur Gaza.
Asal dilengkapi dokumen, warga diizinkan keluar dan masuk Mesir atau negara Arab lainnya. Pasien Palestina yang telah menerima perawatan medis di Mesir juga diizinkan kembali ke Gaza. "Belasan ton obat-obatan, makanan, dan barang bantuan lainnya juga telah didorong masuk ke Gaza," kata sumber keamanan Mesir.
Namun delegasi anggota oposisi dari parlemen Mesir, termasuk dari Ikhwanul Muslimin, telah terjebak di perbatasan sejak Senin. Mereka belum diizinkan memasuki Gaza karena tidak dilengkapi dokumen yang semestinya.
Pengiriman material konstruksi dan bahan bangunan yang didampingi anggota parlemen dihentikan oleh pasukan keamanan di kota al-Arish, sekitar 50 kilometer dari Rafah. Para politisi mengatakan mereka melakukan segala sesuatu yang mereka dapat lakukan agar bisa masuk ke Jalur Gaza.
Mesir dan Israel telah mempertahankan blokade di Jalur Gaza sejak Hamas mengambil alih wilayah tersebut pada tahun 2007. Mesir kadang-kadang membuka perbatasannya namun secara terbatas untuk periode tiga atau empat hari. Ini adalah pertama kalinya perbatasan telah dibuka untuk jangka waktu yang lama.