REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Pemerintah Israel meminta maaf karena mengirimkan sebuah parodi Israel" href="http://www.youtube.com/watch?v=FOGG_osOoVg&feature=player_embedded#!"> tautan parodi video online kepada media mengenai serangan berdarah pasukan militer ke kapal bantuan relawan Pro-Gaza.
Video tersebut kemudian menyebar dengan cepat, yang memicu kemarahan baru. Sebagiaan menyebut pencipta video tersebut, seorang kolumnis Jerusalem Post, harus dipecat karena berusah memperdayai penyerangan yang menimbulkan sembilan korban tewas.
Video itu menampakkan orang-orang yang berpakaian seperti relawan Gaza, sebagian memiliki wajah seperti orang Arab, menyanyikan lagu "We Con the World" atau "Kami Menipu Dunia" yang merupakan plesetan dari lagu milik Michael Jackson "We are the World", dengan kata "kami" yang dimaksudkan adalah para relawan yang berusaha menembus blokade Gaza.
Dengan melambaikan pisau dan tongkat, para relawan palsu itu menyanyikan lagu dengan lirik sebgai berikut: "Kami akan membuat dunia mengabaikan alasan / Kami akan membuat mereka percaya bahwa Hamas adalah Ibu Teresa/ seperti Allah telah menunjukkan / tidak ada permintaan untuk fakta. "
Atau, dalam bahasa Inggris dinyanyikan sebagai berikut : "We'll make the world abandon reason / We'll make them believe that the Hamas is Momma Teresa," and, "As Allah has shown us / For facts there's no demand."
Tautan itu dikirim untuk penelitian kami dan tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh umum, tulis pernyatan dari kantor pemerintahan Israel untuk media.
"Isi dari video itu sama sekali tidak mewakili kebijakan resmi dari kantor pemerintah untuk media ataupun negara Israel," lanjut pernyataan tersebut.
Israel tetap bersikukuh pada pendapat, relawan berusaha melakukan kekerasan dan video pada saat penyerangan yang dirilis oleh negara Yahudi untuk menunjukkan relawan Gaza melambaikan pisau dan tongkat.
Video musik itu mungkin saja tidak diiklankan, namun sejak penanyangannya di situs Youtube, telah ditonton hampir dua juta kali.
Kantor berita CNN melaporkan, video tersebut merupakan hasil karya dari kolumnis Jerusalem Post, Caroline Glick yang juga bertugas di pasukan pertahanan israel atau Israel Defense Forces.