Jumat 11 Jun 2010 18:06 WIB

Cameron: Inggris tak akan Tambah Pasukan di Afghanistan

PM Inggris David Cameron melakukan kunjungan pertama ke Afghanistan dan melakukan pembicaraan dengan Presiden Hamid Karzai, 10 Juni 2010.
Foto: AP
PM Inggris David Cameron melakukan kunjungan pertama ke Afghanistan dan melakukan pembicaraan dengan Presiden Hamid Karzai, 10 Juni 2010.

REPUBLIKA.CO.ID,Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan adalah sangat penting bagi pasukan NATO untuk menunjukkan kemajuan dalam menekan pemberontakan Taliban di Afghanistan tahun ini, tapi menambahkan pemerintahannya tidak akan mengirim pasukan tambahan untuk upaya itu.

Cameron hari Kamis berkata demikian dalam jumpa pers bersama di Kabul dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Perdana menteri itu mengatakan isu mengirim lebih banyak tentara ke Afghanistan “sedikitpun tidak ada dalam agenda Inggris.”

Cameron menambahkan pasukan Inggris tidak boleh tinggal di negara itu lebih lama dari yang diperlukan, dan tujuannya adalah untuk mengantar warga Afghanistan ke suatu titik dimana mereka mampu memegang kendali keamanan mereka sendiri.

Pemimpin Inggris itu mengatakan dia sepenuhnya mendukung strategi perang Presiden Obama di Afghanistan, tapi katanya rakyat Inggris perlu melihat kemajuan dan prospek bagi kembalinya tentara Inggris. Ini adalah kunjungan pertama Cameron ke Afghanistan sejak memangku jabatan bulan lalu.

Kunjungan itu dilakukan hanya sehari setelah Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates dan kepala Komando Pusat Amerika, Jenderal David Petraeus bertemu dengan para pemimpin militer Inggris di London untuk meninjau ulang kemajuan dalam perang melawan Taliban.

Jenderal Petraeus mengatakan kepada para pemimpin militer Inggris usaha-usaha internasional untuk mengamankan Afghanistan tidak akan berhasil tanpa keterlibatan Inggris. Hampir 300 tentara Inggris telah tewas sejak Inggris memulai operasi di Afghanistan tahun 2001.

sumber : voa
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement