REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Pancasila kini kurang dipahami dan diamalkan. Karenanya perlu ada reaktualisasi dan penyegaran pada nilai-nilai yang tertanam pada Pancasila.
Hal ini diutarakan Akbar Tanjung saat menjadi pembicara dalam 'Diklat Nasional Wawasan Kebangsaan Tahun 2010' di Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional, di Sawangan, Depok, Jumat (11/6). Ia mengatakan, kalau perlu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila harus dihidupkan kembali. ''Tapi jangan bersifat doktrin seperti dulu. Namun lebih pada pengamalan Pancasila terkait demokrasi dan partisipasi,'' cetusnya.
Pengurus DPP Partai Golkar ini mengatakan, Pancasila merupakan harga mati bagi Indonesia. Ini juga berlaku untuk Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan konsep Bhineka Tunggal Ika. Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan umat Islam Indonesia harus aktif dan proaktif dalam pembangunan serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
''Umat Islam harus mampu menjadi teladan. Kita harus tunjukan bagaimana kita menghormati perbedaan dan mampu memberi kemaslahatan bagi tiap orang,'' kata mantan ketua umum Partai Golkar ini.
Diklat Nasional Wawasan Kebangsaan Tahun 2010 diselenggarakan oleh Konsorsium Pesantren Indonesia (KPI) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri. Rencananya, acara ini juga akan dilakukan di 33 provinsi, 440 kabupaten dan kota, serta 216.616 desa di Indonesia.