Senin 14 Jun 2010 03:59 WIB

Listrik Gratis Butuh Pengkajian Mendalam

Rep: cepi setiadi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wacana pemberian listrik gratis bagi pelanggan 450 VA yang dianggap masyarakat miskin harus dikaji secara hati-hati. Pengamat kelistrikan, Fabby Tumiwa menyatakan pada dasarnya ide kebijakan memberi listrik gratis ada di negara lain.

''Contohnya di Afrika Selatan, tapi tidak seluruh listriknya digratiskan, hanya sekitar 30 kWh pertama yang digratiskan,'' kata Fabby saat dihubungi Republika, Ahad (13/6).

Fabby yang juga menjabat Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, mengingatkan, wacana ini harus betul-betul dikaji secara mendalam. Pasalnya, lanjut dia, pelanggan 450 VA tidak bisa bisa dikategorikan masyarakat miskin. ''Kalau dikategorikan penghasilan rendah mungkin ya, tapi di luar itu masih banyak lagi orang miskin yang enggak punya listrik,'' kata dia.

Menurut dia, sebetulnya permasalahan listrik pada orang miskin bukan pada konsumsinya. Karena konsumsi listrik masyarakat miskin relatif kecil sehingga bayaran bulanannya pun tidak terlalu menjadi masalah.