Senin 14 Jun 2010 05:41 WIB

Perbankan Diminta Benahi Penghitungan Premi Risiko

Rep: Palupi Annisa Auliani/ Red: Budi Raharjo
Bank Indonesia
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution, menilai premi risiko masih menjadi komponen yang menyulitkan suku bunga kredit turun. BI tidak akan mematok premi risiko, tetapi mendorong perbaikan penghitungan premi risiko perbankan.

''Penurunan NIM (nett interest margin) memang bukan sesuatu yang bisa cepat. (BI) terus mendorong supaya turun, tapi pelan-pelan, gradual,'' kata Darmin, akhir pekan lalu.

Pernyataan ini menyikapi penurunan NIM 0,1 persen pada akhir Mei 2010. Darmin mengatakan saat ini BI sudah mengantongi data laporan bulanan bank yang lebih bagus. ''Kami tahu dengan baik, bank ini kegedean di mana (untuk penyusun suku bunganya),'' jelasnya.

Menurut dia, persoalan setiap bank memang berbeda. Tapi, ujar dia, penghitungan premi risiko yang tak tepat merupakan salah satunya. ''Ya mungkin dia ingin aman sehingga dibuat besar (premi risikonya),'' sesalnya.

Atas temuan itu, BI akan menunjukkan kepada bank bersangkutan mengenai cara hitung premi risiko yang benar. Tapi, tegas Darmin, BI tak akan membuat patokan premi risiko ini. ''Masa dipatok. Entar ekonomi jadi aneh,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement