REPUBLIKA.CO.ID, KYRGYSTAN--Pembunuhan dan pembakaran rumah membuat 75 ribu orang Uzbek mengungsi di Kyrgystan. Kerusuhan yang berlatar belakang etnis ini merupakan yang terburuk dalam beberapa dekade ini. Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas dan 1.200 lainnya mengalami luka-luka dalam penyerangan terhadap minoritas di negara itu yang tampaknya bertujuan merusak pemerintah baru di negara di Asia Tengah itu.
Komite Internasional Palang Merah mengatakan jumlah korban mungkin akan lebih besar. Pasalnya, sampai tadi malam, masih banyak mayat-mayat yang bergelimpangan di jalanan.
Kebakaran terjadi hampir di semua sudut kota di Osh, kota terbesar kedua di Kyrgyzstan, dimana etnis Kyrgyz yang merupakan etnis mayoritas mengambil kontrol. Polisi atau pasukan militer yang tidak terlihat di kota berpenduduk 250 ribu orang itu, di mana makanan langka setelah penjarahan yang meluas. Ribuan etnis Uzbek yang masih tersisa masih terperangkap di kota ini.
Kerusuhan menyebar dengan cepat ke Jalal-Abad, kota lainnya di bagian selatan sekitar 70 km dari Osh, dan desa tetangganya. Mereka membakar semua rumah orang Usbek, pertokoan, dan kafe. Perusuh merebut kendaraan lapis baja dan senjata otomatis di unit militer lokal dan menyerang stasiun polisi untuk mendapatkan senjata api lebih.
Beberapa pengungsi melarikan diri ke Uzbekistan. "Mereka kebanyakan orang-orang tua, perempuan, dan anak-anak. Kebanyakan pengungsi tiba dengan luka tembak," kata sumber di Departemen Keadaan Darurat Uzbekistan.
Tak sedikit pula yang trauma dan depresi. "Kami melihat banyak orang mati. Aku melihat satu orang mati setelah ditembak di dada," kata Ziyeda Akhmedova, seorang wanita Uzbek berusia 20-an tahun di salah satu dari beberapa kamp yang didirikan di sepanjang perbatasan Uzbekistan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengingatkan skala kekerasan tersebut dan mendiskusikan bagaimana membantu para pengungsi. AS dan Rusia memiliki pangkalan militer di Kyrgyzstan utara, jauh dari kerusuhan itu. Rusia telah mengirim sebuah batalion ekstra untuk melindungi pangkalan udara tersebut.