REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Dasawarsa 2020-an merupakan periode peluang atau menurut ahli demografi disebut 'bonus demografi'. Namun menurut Pakar Ilmu Sosial Prof Mayling Oey Gardiner, periode ini bisa menjadi peluang yang terabaikan. Bila tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, hanyalah tinggal menunggu mukjizat saja.
Pendapatnya ini disampaikan dalam kuliah inaugurasinya sebagai anggota Komisi Ilmu Sosial Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) tahun 2008 di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Senin (14/06). Dalam kuliah inaugurasi itu, dia mengambil tema 'Peluang Terabaikan atau Menunggu Mukjizat'.
Dalam kuliahnya, dia mengatakan, keberhasilan usaha di bidang kependudukan sebenarnya sudah di depan mata. ''Dasawarsa 2020-an merupakan periode yang oleh ahli demografi disebut 'bonus demografi', menjadi 'legenda peluang'.''
Pada periode itu, beban ketergantungan ada di titik terendah, yaitu di saat lebih dari dua orang penduduk dewasa menanggung beban seorang anak dan lanjut usia (lansia).
Dia mengamati bahwa periode tersebut menjadi peluang jika penduduk dewasa telah memiliki modal manusia yang memadai. Ini memunculkan keraguan dengan melihat kondisi yang ada. ''Keraguan itu disebabkan oleh janji mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) masih jauh,'' katanya.
Kondisi ini terlihat dari kemiskinan yang masih luas. Kekurangan gizi tetap ditemukan, pendidikan bagi semua belum juga terwujud, bahkan janji perbaikan kesehatan dikatakan gagal. Dia mengatakan, keadaan ini membuat masyarakat menanti terobosan agar janji MDGs terpenuhi.