REPUBLIKA.CO.ID,
Teheran--Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa ia sangat menentang tindakan keras polisi terhadap perempuan dianggap berpakaian tidak Islami dan perilaku anak muda di depan umum. "Saya sangat menentang tindakan seperti itu. Tidak mungkin untuk tindakan tersebut akan berhasil, jika dilakukan dengan cara begitu," Ahmadinejad mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah ketika ditanya tentang penertiban yang intensif dalam beberapa pekan terakhir.
Polisi telah meluncurkan tindakan keras, menyita mobil driver yang dianggap melecehkan perempuan, menurut media lokal, tapi tanpa penjelasan dari apa yang dimaksud pelecehan. Laporan mengatakan tindakan keras itu telah menjadi isu utama bagi para pemuda Iran. Mereka menyebut tindakan antara lain menghentikan kendaraan yang ditumpangi pria dan wanita untuk pertanyaan tentang hubungan mereka, adalah sungguh kelewatan.
Para polisi juga menekankan bahwa wanita harus mematuhi kode pakaian Islam yang ditegakkan di Iran. Para perempuan yang mengenakan mantel yang pendek dan kerudung tipis atau terkesan ala kadarnya akan ditindak. Polisi juga menarget pemuda dengan pakaian olahraga ketat, celana jeans rendah, dan tata rambut funky.
"Saya lebih suka bekerja dengan cara budaya. Setiap hukuman harus diberikan setelah keputusan hakim, "kata Presiden Ahmadinejad. Ia menekankan, hal itu bukan garis kebijakan pemerintahannya.
"Pemerintah tidak ikut campur dalam hal ini. Kami menganggap itu menghina. Tak seorangpun berhak untuk menanyakan hubungan pada seorang laki-laki dan seorang perempuan yang tengah melajukan kendaraannya," katanya. Ia menyatakan akan memberi perhatian dalam hal ini dan akan mengambil tindakan yang dianggap perlu.