REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bukan cuma media besar di Indonesia, salah satu harian besar di Abang Sam, New York Times (NYT) ikut pula memberitakan kasus video mesum yang melibatkan Ariel, Luna Maya dan Cut Tari. Sebagai penekanan di awal alinea NYT memilih menyoal debat seputar upaya pemerintah untuk menghukum dan menyensor tindakan asusila di negara mayoritas Muslim.
Si Nyonya Abu-Abu--demikian julukan bagi salah satu harian terbesar AS itu, pada 13 Juni menulis, "Seperti skandal selebriti di mana pun, setiap kasus akan bikin geleng kepala. Namun bila itu terjadi di Indonesia, di mana undang-undang kriminal baru ataupun lama, memasukkan unsur tindak asusila, mereka yang terlibat dalam skandal bisa lebih menderita ketimbang hanya rasa malu."
Harian itu tak ketinggalan menyebut sedikit sosok Luna Maya, yang disebut sebagai Ms. Maya, sebagai presenter yang pernah mewawancarai Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, ketika melawat ke Indonesia tahun lalu. NYT menyinggung pula salah satu efek--yang dianggap harian tersebut penderitaan lebih diluar rasa malu--buntut video mesum, yaitu pencopotan Luna sebagai duta merek sabun Lux.
Dalam ulasannya, NYT mewawancarai sejumlah sumber penting terkait. Beberapa sumber tersebut di antaranya, Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Ito Sumardi, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI),Nezar Patria dan Menteri Telekomunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring. Salah satu kutipan yang dimuat adalah milik Tifatul yang berbunyi "Kami perlu membuat kebijakan serupa dengan di Australia atau Singapura. Tapi saya pikir bukan seperti di Cina," Kutipan-kutipan dari nara sumber tersebut dilabeli oleh NYT sebagai 'perbincangan keras di kalangan konservatif'.
Pada bagian "kesimpulan" ketika akan menutup artikel tersebut, NYT menekankan dengan tulisan berbunyi "Terlepas perbincangan keras yang ada di kalangan konservatif, video tersebut tetap bisa didapat dengan bebas. Bagi kaum liberal sosialis, situasi itu, menurut mereka, mencerminkan perilaku Indonesia sesungguhnya terhadap agama dan seksualitas--bukti bahwa dalam budaya tradisional, terdapat budaya seks pop dan industri seks komersial yang tumbuh.
Sebagai penutup, NYT mengutip pernyataan tokoh "liberal sosialis" yang diipilih sebagai sumber, Julia Perez. Aktris yang identik dengan hal berbau sensual itu pun berkata "Kami mencoba menutup mata, namun sebenarnya itu terjadi di Indonesia
"Kami mencoba menutupinya dengan agama, kami menutupinya dengan budaya, namun kami harus membuka mata, kami, orang-orang Indonesia, terdapat pula mereka yang mencintai seks. Seks itu normal dan seperti hal lain yang anda butuhkan."
Berita Video Mesum Luna-Ariel Mendunia