REPUBLIKA.CO.ID,DEN HAAG--Baru empat hari ke luar, sudah lebih dari 70 ribu orang mendaftar. "Kami mohon maaf atas 1,5 juta warga Belanda yang memilih Geert Wilders". Demikian nama komunitas Facebook, yang diluncurkan hanya beberapa jam setelah pengumuman hasil pemilu Rabu pekan lalu.
Para pendiri merasa malu dengan kemenangan politikus populis, Geert Wilders dalam pemilihan umum Rabu 9 Juni silam. Partai Kebebasan, PVV meraup 24 dari 150 kursi de Tweede Kamer, parlemen Belanda, sekitar 15 persen suara. Partai ini mengutamakan isu-isu anti-Islam.
"PVV adalah partai sayap kanan yang mempromosikan ketakutan, kebencian dan rasisme", kata pendiri laman pada jejaring sosial Facebook. "Mayoritas orang Belanda tidak mendukung ideologinya dan tidak ingin PVV ikut memerintah".
Laman Facebook itu didirikan Leonie Heinicke dan kakaknya Michiel, yang terinspirasi oleh inisiatif serupa di Amerika Serikat, tempat ribuan warga Amerika memohon maaf kepada dunia ketika George W. Bush terpilih kembali tahun 2004. Leonie dan Michiel membuka situs ini karena kaget. "Belanda selalu dikenal ramah dan toleran", ungkap Leonie kepada Radio Nederland Wereldomroep.
"Tapi sekarang itu telah berubah. Kami punya banyak teman internasional dan mereka bertanya pada kami bagaimana sebuah partai seperti PVV bisa begitu populer? Itulah alasan mengapa kami membuka komunitas ini pada jejaring Facebook."
Leonie dan Michiel ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kendati PVV menang, masih tetap ada jutaan orang Belanda yang tidak mencontreng Wilders. "Itu satu-satunya pesan yang ingin kami sampaikan", jelas Leonie. "Kami malu saja". Para pendiri komunitas ini tidak menduga situs mereka bisa menarik begitu banyak anggota, sampai lebih dari 70 ribu 'teman' hanya dalam waktu 48 jam. "Sangat mudah untuk bergabung, tentu saja", kata Leonie.
Leonie dan Michiel juga menerima banyak pesan dari pendukung PVV dan Geert Wilders, pesan yang sangat jelas. "Kami mendapat cukup banyak tanggapan negatif", kata Leonie. "Tapi kami tidak heran. Orang blak-blakan tentang PVV. Namun ada beberapa e-mail yang melewati batas."
Salah satu pesan yang diterima Leonie mengatakan bahwa "dia harus keliling Amsterdam dan Rotterdam pada malam hari dan melihat apa yang akan terjadi jika dia berhadapan dengan sekelompok pemuda keturunan asing". "Saya sendiri tinggal di sebuah kota dekat Amsterdam, jadi saya sering ke Amsterdam. Saya tidak pernah menghadapi masalah," kata Leonie.
Anti-Wilders?
Komunitas dalam jejaring sosial Facebook ini bukanlah kalangan garis keras anti-Wilders. "Kami tidak ada masalah dengan Wilders pribadi, kami hanya keberatan dengan idenya", kata Leonie Heinicke. Leonie dan Michiel Heinicke tidak berencana mengembangkan situs web. "Kami tidak akan menyelenggarakan unjuk rasa dan sebagainya," kata Leonie. "Kami hanya memberi tahu kalangan di luar negeri tentang dampak kemenangan Wilders terhadap banyak orang di Belanda. Kami hanya khawatir, itu saja."