REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Komite Ekonomi Nasional (KEN) melalui Peraturan Presiden No 31/2010. KEN dibentuk untuk percepatan pembangunan ekonomi nasional yang inklusif, seimbang, dan berkelanjutan. Anggota KEN hadir di Istana Negara, Selasa (15/6), untuk mendengarkan pengarahan dari Presiden.
"Mari kita me-refresh solution to economic problem, itu sebetulnya. Jadi, harus fokus bukan kajian untuk kepentingan akademik, tapi arahnya adalah policy, yang akan jadi bagian atau masukan penting untuk policy di jajaran pemerintah," kata Presiden di hadapan anggota KEN.
Dalam kesempatan itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, KEN bertugas melakukan pengkajian terhadap permasalahan perekonomian nasional, perkembangan perekonomian regional dan global serta menyampaikan saran tindak strategis dalam rangka percepatan pembangunan perekonomian nasional kepada Presiden.
KEN diketuai pengusaha Chairul Tanjung, sedangkan wakilnya adalah Dr.Chatib Basri dan sekretaris diisi Aviliani. Anggota KEN adalah Ninasapti Triaswati, Umar Juoro, Christianto Wibisono, John A Prasetio, Faisal H Basri, Rachmat, Siti Hartati Murdaya, James T Riady, Raden Pardede, Djisman S Simanjuntak, HS Dillon, Pieter Gontha, Hermanto Siregar, Chris Canter, Irzan Tandjung, Badia Perizade, M.Syafii Antonio, Sharif Cicip Sutardjo, Erwin Aksa, Sandiaga Uno, dan Purbaya Yudhi Sadewa.
Presiden memberikan delapan pekerjaan rumah bagi KEN, di antaranya menelaah kritis terhadap desain dan kebijakan APBN, serta mewujudkan economi conectivity. "Conectivity antarprovinsi, growth, sehingga tercipta ekonomi conectivity yang bagus," kata Presiden. KEN juga diminta ikut terlibat bagaimana Indonesia menuju tujuh persen pertumbuhan.
Tugas yang diberikan Presiden kepada KEN juga terkait dengan pengurangan kemiskinan. "Ini subjek yang sangat-sangat penting. Meski tiap tahun menurun, kita belum puas. We have to do more," ujar Presiden. Menurut Presiden, pengurangan kemiskinan merupakan keadilan yang sejati. Selain pengurangan kemiskinan, Presiden menilai penting pengurangan pengangguran dan penciptaan lapangan kerja.
KEN diminta membantu bidang ketahanan pangan, energi, dan air. Hal itu bisa diwujudkan dalam menentukan seperti apa policy apa yang akan dikembangkan. "PR ini mudah-mudahan selesai dalam waktu enam bulan ini, Sesember. Insya Alla bisa, dan kita akan dayagunakan ini untuk menggunakan policy yang dijalankan pemerintah," kata Presiden.
Pada kesempatan sama, Ketua KEN Chairul Tanjung belum bisa berkomentar banyak karena dia mengaku baru saja menerima Perpres tentang pengangkatan dirinya. Chairul enggan untuk berbagi rencana mengenai apa yang akan dilakukannya di KEN. "Yang penting saya akan berbuat yang terbaik bagi bangsa," kata dia.