Kamis 17 Jun 2010 04:39 WIB

Pemerintah akan Negosiasi Ulang Kontrak Gas dengan Singapura

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pabrik Kilang Gas di Arun
Foto: ANTARA
Pabrik Kilang Gas di Arun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, saat rapat kerja gabungan Komisi IV, VI, VII DPR di Jakarta, Rabu (16/6), mengatakan, pemerintah melakukan segala upaya guna memenuhi kebutuhan gas domestik yang terus meningkat. "Kami lakukan negosiasi kembali dengan Singapura," ungkapnya. Selain Singapura, imbuh dia, pemerintah juga melanjutkan kembali renegosiasi harga gas Tangguh ke China.

Menurut Hatta, pemerintah telah melakukan perubahan kebijakan gas. Kalau dulu, produksi gas diarahkan buat menambah devisa melalui ekspor, maka sekarang sebagai pendorong industri dalam negeri. "Dulu, Menkeu dapat di depan lewat devisa, maka sekarang di belakang melalui pajak," ujarnya.

Menteri ESDM, Darwin Saleh, menambahkan, pemerintah akan melakukan renegosiasi secara G to G (antarpemerintah) agar memberikan hasil maksimal. "Kami tidak bisa putuskan begitu saja, harus melalui negosiasi," katanya.

Menurut dia, saat ini, realisasi pasokan gas ke domestik mencapai 51 persen, sedangkan porsi ekspor 49 persen. Sesuai perjanjian jual beli gas (PJBG), maka pasokan gas domestik akan mencapai 65 persen.