Kamis 17 Jun 2010 05:49 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, Dua pekan paska penyerangan membabi buta Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang membawa ratusan relawan dari berbagai negara, organisasi kemanusiaan, Culture of Resistence merilis video satu jam sebelum dan sesudah penyerangan yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Video itu direkam oleh Iara Lee, aktivis keturunan Korea berkewarganegaraan AS dan Brazil.
Dalam video itu, Iara Lee merekam suasana kapal yang kala itu terlihat begitu tenang dan hangat. Nampak para relawan berbicara satu dengan lainnya begitu akrab. Nampak pula berbagai aktivitas yang dilakukan para relawan. Dari mimik wajah setiap relawan tidak terlihat kekhawatiran kendati informasi tentang penyerangan Israel begitu kencang.
Selang berapa lama, Iara Lee berhasil merekam gambar kapal tentara Israel yang kian mendekat dari kejauhan. Terdengar pula suara Helikopter di atas Kapal Mavi Marmara. Saat itu pula, suasana kapal yang tenang dan hangat mendadak berubah menjadi ladang pembantaian tentara bersenjata terhadap relawan yang melindungi dirinya dengan peralatan seadanya. Suasana yang direkam Iara Lee, sekaligus mematahkan tuduhan Israel bahwa relawan menyerang mereka dengan senjata tajam.
Suasana semakin memanas, dimana darah terlihat dimana-mana baik di dinding dan lantai dok kapal. Nampak. Suara-suara di atas kapal Mavi Marmara mulai menegang dan genting. Kapal pun mendadak menurunkan kecepatan, saat itu, keseluruhan aktivis solidaritas kemanusiaan yang berasal dari berbagai negara itu bersiap dengan kesiagaan penuh atas segela kemungkinan insiden yang terjadi.
Dalam rilis yang dipublikasikan Cultureforresisctance, Iara Lee awal tidak percaya Israel bakal menyerang kapal tersebut kendati peringatan adanya serangan Israel begitu kencang diantara para relawan. Namun, ketika serangan berlangsung, Iara begitu terkejut betapa menyeramkannya suasana saat itu, suasana yang semula hangat mendadak menjadi kelam dan brutal.
Sementara itu, selain dipublikasikan dalam laman organisasi Iara Lee bernaung, video ini juga diedarkan dalam laman jejaring sosial seperti Youtube. Dari sejumlah pengakses yang menyaksikan video tersebut, sebagian dari mereka mengaku terkejut dan menilai serangan Israel begitu brutal.