REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memilih bersikap netral terkait proses islah atau penyelesaian pertikaian kelompok-kelompok di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"PBNU akan netral karena situasinya menjadi tambah ruwet jika berpihak pada salah satu kelompok," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Rabu, saat menerima rombongan komite islah, komite yang beranggotakan fungsionaris PKB Ancol, PKB Parung, dan PKNU.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Lukman Edy (Sekjen PKB Ancol), Lily Chadijah Wahid (Wakil Ketua Dewan Syura PKB Ancol, Idham Cholied (Sekjen PKNU), serta Hermawi F Taslim dan Ikhsan Abdullah (PKB Parung). "PBNU tak memiliki kepentingan apapun terhadap salah satu pihak dalam tubuh PKB, kecuali untuk mengembalikan kejayaan dan kehormatan PKB," kata Said Aqil.
Namun demikian, lanjutnya, PBNU tidak akan bisa berbuat apa-apa jika belum ada kesepakatan di antara kelompok yang berseberangan. "Jadi, niat islah harus datang dari masing-masing kelompok. PBNU dalam hal ini akan membantu dalam proses finalisasinya," katanya.
Lebih lanjut Said Aqil mengatakan, dalam setiap pertemuan dengan sejumlah ulama di daerah, ia selalu mendapat pesan agar PBNU membantu proses islah di tubuh PKB.
Warga NU sendiri juga mengalami kebingungan dengan konflik yang menimpa PKB karena ulama yang seharusnya menjadi panutan
Justru malah bertengkar.
Said Aqil menyarankan agar dalam proses islah keluarga Gus Dur, yang merupakan ikon NU dan PKB, dilibatkan secara intensif karena bagaimanapun Gus Dur merupakan pendiri sekaligus tokoh yang membesarkan PKB.
Selain itu, komite islah hendaknya juga mengajak bicara kelompok-kelompok kunci yang saat ini belum sepenuhnya sepakat dengan islah.
"Untuk islah harus mampu mengorbankan sebagian kepentingan dan
mengakomodir kepentingan pihak lain demia mendapatkan manfaat yang lebih besar," katanya.