REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Dilarang diputar di bioskop, tak membuat produsen film dokumenter peraih Oscar, The Cove, patah arang. Disponsori sebuah perusahaan provider internet, film ini bakal dipertontonkan secara gratis melalui situs internet.
Niwango, perusahaan itu, akan mempertunjukkan video streaming film yang bertutur tentang perburuan lumba-lumba di Jepang itu. Melalui Twitter perusahaan, mereka mengajak publik Jepang untuk menonton dan menulis opini tentang film itu. Para penonton juga diajak saling bertukar pandangan soal prburuan yang diklaim Jepang sudah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat desa Taiji itu. Di sana, berburu lumba-lumba adalah tradisi tahunan.
Sebelumnya, sebanyak 20 gedung bioskop di Jepang berencana memutar film itu, namun satu-persatu membatalkan diri. Langkah ini diambil setelah mereka diancam baik secara langsung maupun melalui telepon untuk tidak memutar film itu.
Bagi kalangan nasionalis yang tak setuju pemutaran film itu, The Cove menguliti budaya Jepang secara tak proporsional. Film ini sudah diputar secara sembunyi-sembunyi di Jepang, tapi bukan untuk tontonan publik. Bahkan kabarnya, dalam Tokyo International Film Festival, The Cove menjadi slah satu mata tayangan.
Film yang dibintangi oleh Ric O'Barry, 70 tahun, seorang mantan pelatih lumba-lumba untuk serial televisi Flipper ini mengisahkan tentang perburuan lumba-lumba di Jepang. Para nelayan ini menggiring kawanan lumba-lumba ke teluk sebelum akhirnya menombak mereka.
O'Barry,yang pekan ini berada di Jepang untk menjadi pembicara di berbagai lembaga akademis, menyatakan permintaan maafnya karena film tersebut dibuat secara diam-diam. Pada Associated Press ia menyatakan akan membawa bintang-bintang Hollywood ke Taiji untuk memastikan tak ada lumba-lumba yang terbubuh dalam perburuan tahunan kali ini.