Ahad 20 Jun 2010 01:03 WIB

Piala Dunia 2010 Disuguhi Keramahan Muslim Afrika Selatan

Piala Dunia 2010 Disuguhi Keramahan Muslim Afrika Selatan

Perkampungan Muslim Cape Town yang banyak dikunjungi penggembira Piala Dunia 2010.
Foto: www.soccerphile.com
Perkampungan Muslim Cape Town yang banyak dikunjungi penggembira Piala Dunia 2010.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Di antara para penggembira Piala Dunia 2010, terdapat 130 ribu Muslim. Di Afrika Selatan, mereka sungguh menjadi tamu yang dimuliakan: disambut oleh saudara mereka sesama Muslim di negeri ini. Kaum Muslim negara ini telah diminta untuk menyambut para tetamu, termasuk menginformasikan pengunjung tempat makan makanan halal dan masjid terdekat dengan  stadion.

Di Cape Town, Muslim menyiapkan sambutan bagi pendukung Muslim dari Aljazair, yang bermain dengan Inggris di Cape Town pada hari Jumat, serta penggemar dari negara-negara  seperti Nigeria, Ghana, Pantai Gading, dan Kamerun.

"Kami ingin menunjukkan bahwa kita adalah komunitas yang damai dan tenang, terutama karena ada begitu banyak cerita tentang kejahatan dan kekerasan di Afrika Selatan, "kata Fatima Allie, Muslimah yang terlibat dalam panitia penyelenggara lokal.

Hanya beberapa menit dari Stadion Green Point Cape Town, terdapat salah satu tempat tertua yang merupakan cikal bakal komunitas Muslim Afsel. Dibangun di sisi bukit, kawasan itu merupakan lingkungan padat bersejarah. Di antara barisan rumah-rumah, terselip masjid-masjid kecil dalam nuansa pastel cerah, dan dengan menara yang berdiri indah.

Sebuah pameran khusus di museum Bo-Kaap menawarkan informasi tentang sejarah Islam di Afrika Selatan serta tips praktis di mana untuk makan dan beribadah. Organisasi Muslim juga menyiapkan peta khusus untuk mereka. Atau bila tak mau repot, bisa mengklik situs web: www.samuslims2010.net untuk mendapatkan info yang diperlukan selama berada di Afsel.

"Kami ingin menunjukkan sejarah kami di sini dan juga menunjukkan kepada negara-negara Afrika lainnya bahwa meskipun kami minoritas, kami juga masih menjadi bagian dari Afrika," kata Allie.

Gasant Emeran, seorang pensiunan guru dari Bo-Kaap, menyatakan keramahan adalah "kata kunci" bagi Muslim Afsel. Berabad-abad, mereka terbiasa hidup saling menenggang, juga dengan umat dari agama yang berbeda. "Masyarakat Muslim di sini sangat kohesif yang mengapa kami telah mampu mengorganisasikan diri kita seperti ini," ujarnya.

Bagi mereka, agama adalah urusan manusia dengan Tuhan, sedang dengan sesama manusia, mereka adalah saudara.

Islam pertama kali tiba di Afrika Selatan ketika penjajah Belanda membawa budak dan buangan politik dari Indonesia dan Asia Tenggara ke negeri ini. Hari ini sekitar 1,5 persen dari populasi, atau  sebesar 50 juta menganut agama Islam dan sisanya, 80 persen beragama Kristen.

"Saya pikir fans menyadari bahwa selama Piala Dunia orang mungkin akan menemukan hal-hal yang menentang prinsip mereka, tapi kami tentunya tidak memaksakan pandangan agama kami pada orang lain," katanya. Islam, katanya, menyuruh umatnya memuliakan tamu. "Kami hanya mencoba menjadi tuan rumah yang baik, sesuai ajaran agama kami."

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement