REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV--Menteri Kabinet senior Israel memang menyetujui langkah-langkah menuju pelonggaran blokade Israel di Jalur Gaza untuk keperluan bantuan kemanusiaan, namun mereka akan memperketat blokade militer. Sebelumnya kabinet Netanyahu juga telah menyetujui deklarasi tidak mengikat yang terdapat perbedaan di antara versi bahasa Inggris dan bahasa Ibrani
"Tidak akan ada blokade sipil di Gaza, tapi akan ada penutupan keamanan," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah pertemuan dengan kabinetnya. "Penutupan keamanan akan diperketat dari sekarang," tegasnya.
Ia menambahkan Hamas menyalahkan Israel karena menyakiti (penduduk sipil di Gaza) dan teman-teman Israel di seluruh dunia mendukung di balik keputusannya serta memberikan legitimasi internasional terhadap blokade keamanan pada Hamas.
Sumber di kantor perdana menteri, seperti dikutip Haaretz menyatakan pemerintah Israel puas dengan keputusan itu. "Di balik keputusan ini, fokus dunia akan berada di roket Qassam Hamas yang menembak dari Gaza dan bukan mengada-ada bahwa Israel tidak mengizinkan masuk," demikian tutur satu ajudan senior Netanyahu.
Pejabat lain mengatakan perubahan kebijakan adalah tindakan benar, bahkan sekalipun tanpa didahului serangan Israel pada kapal bantuan kemanusiaan yang menewaskan sembilan aktivis dan meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk mengangkat pengepungan.
Kebijakan baru ini, lanjut dia, akan mencegah absurditas seperti memblokir pengiriman pasta ke Gaza dan akan memperkuat posisi internasional Israel dalam menegakkan penutupan keamanan. Ini juga akan menegaskan permintaan Israel untuk membebaskan tentara Israel Gilad Shalit.