REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Helikopter militer yang sedang beroperasi di Afghanistan bagian selatan mengalami kecelakaan, Senin (21/6). Kejadian tersebut menewaskan tiga tentara Australia dan satu warga Amerika Serikat (AS).
Menurut Menteri Pertahanan Australia, John Faulkner, pesawat naas itu membawa 15 penumpang. Sepuluh di antaranya merupakan tentara Australia.
Sementara itu, Kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab dengan kejadian ini. Kelompok itu mengklaim menembak jatuh helikopter tersebut. Namun, menurut pihak kemanana NATO (North Atlantic Treaty Organization) tak ada indikasi adanya serangan saat helikopter ini jatuh.
Sebelumnya, di wilayah ini, dua tentara internasional terbunuh, Minggu (20/6) akibat terkena lemparan bom. Menurut juru bicara tentara AS, Kolonel Wayne Shank, salah satu dari korban merupakan warga AS.
Australia mengirimkan sedikitnya 1500 tentara di Afghanistan. Kebanyakan dari mereka bertugas di Provinsi Uruzgan. Kejadian Senin itu menambah jumlah tentara Australia yang tewas selama 2010 menjadi 16 orang.
Menurut Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, dalam pidato kenegaraannya, kejadian ini sangat tragis bagi Australia dan tentara keamanan negara itu. ''Kami tahu misi yang sedang kami hadapi sangat berat, tapi ini untuk keselamatan kami semua,'' ujar Rudd.