Kamis 24 Jun 2010 09:39 WIB

Segera Hadir, Pusat Dialog Perdamaian Dunia di Hudaibiyah

Rep: Ferry Kisihandi/ Red: irf
Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Al Faisal (kiri depan)
Foto: arabnews
Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Al Faisal (kiri depan)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH--Seakan meniti kembali jejak Nabi Muhammad SAW. Hudaibiyah, lokasi bersejarah di dekat Makkah, akan segera menjelma menjadi pusat dialog antaragama dan budaya untuk mewujudkan perdamaian dan harmoni. Ribuan tahun lalu di Hudaibiyah, Nabi Muhammad menginisiasi sebuah upaya damai di sana.

Proses pembangunan pusat dialog antaragama ini sedang berjalan. Kelak, nama Raja Arab Saudi, Abdullah, akan disematkan pada bangunan itu, yaitu King Abdullah Oasis for Cultural Dialogue. Pembicaraan soal pembangunan telah dibahas Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Al-Faisal, dengan sejumlah pihak.

Termasuk, dengan Pangeran Saud bin Abdullah, ketua Royal Commission for Jubail and Yanbu, dan Wali Kota Makkah, Osama Al-Bar. "Hudaibiyah akan dikembangkan menjadi sebuah tempat pertemuan intelektual dan sosial di luar Makkah," kata Pangeran Khaled seperti dikutip Arab News, Senin (21/6).

Hudaibiyah, ujar dia, menjadi saksi peristiwa bersejarah berupa penandatanganan perjanjian damai antara Nabi Muhammad dan kaum Qurasy pada 628 Masehi. Ini menjadi titik tolak perkembangan selanjutnya hingga kemudian Islam menyebar tak hanya di Arabia, tetapi juga seantero dunia.

Membangun sebuah pusat dialog di Hudaibiyah diharapkan akan mampu menarik perhatian orang baik dari dalam Arab Saudi sendiri maupun dari luar negeri. Terutama, untuk saling berbagi pandangan bagaimana mewujudkan sebuah hidup harmoni dan damai yang didasari perasaan saling memahami.

Serangkaian pertemuan akan digelar di King Abdullah Oasis yang dilakukan secara berkala, yaitu tahunan. Pun, masyarakat.dunia akan disuguhi sebuah pusat ekshibisi, pusat produksi media, serta aula dialog publik. Sejumlah restoran juga akan melengkapi bangunan tersebut.

"Ini merupakan sebuah proyek penting yang dibangun di lokasi bersejarah pula, untuk melihat peradaban Islam,’’ ujar Pangeran Khaled. Menurut rencana, arsitektur yang membalut bangunan itu tak hanya tipikal yang berkembang di Makkah. Namun, dipadukan pula dengan gaya arsitektur modern.

Sang pangeran mengungkapkan, penyematan nama Raja Abdullah pada proyek ini merupakan sebuah penghargaan kepadanya. Ini terkait dengan upaya yang telah dilakukan Raja Abdullah selama ini dalam mendorong dialog antarbudaya dan keyakinan agama guna mewujudkan stabilitas dan perdamaian dunia.

Pada 24 Maret 2008, Raja Abdullah mencanangkan inisiatif untuk menggelar dialog antaragama. Ia mengawali peristiwa bersejarah itu saat menerima delegasi dialog antarbudaya keenam antara dunia Islam dan Jepang di Riyadh, Arab Saudi. Inisiatif itu, sebelum digelarnya World Dialogue Conference di Madrid, Spanyol, pada 16 Juli 2008.

Lalu, konferensi tersebut dilanjutkan di negara-negara lainnya yang diikuti oleh 80 negara. Saat berbicara di konferensi yang diadakan di New York, AS, Raja Abdullah mendesak dibangunnya aliansi global untuk memerangi terorisme. Ia menegaskan, terorisme merupakan musuh semua agama.

Selain itu, Raja Abdullah juga membangun King Abdul Aziz National Dialogue Center di Riyadh. Di sana, sejumlah acara secara rutin digelar. Salah satunya adalah forum dialog yang membahas isu-isu penting, seperti pendidikan, pengangguran, status perempuan, dan layanan kesehatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement