Jumat 25 Jun 2010 04:18 WIB

Pejuang Muslim Chechnya Masuk Daftar Teroris Paling Dicari AS

Doku Umarov
Doku Umarov

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--AS, Rabu, mengatakan negara itu telah mendaftar pejuang yang paling dicari oleh Rusia sebagai "teroris", tindakan yang mungkin akan menyenangkan Kremlin pada malam pembicaraan antara Presiden Barack Obama dan Presiden Dmitry Medvedev. Pemimpin pejuang Chechnya, Doku Umarov, telah mengaku bertanggung jawab atas sejumlah besar serangan dalam beberapa bulan belakangan ini, termasuk pemboman 29 Maret di metro Moskow, yang menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai 100 orang yang lain.

Deplu AS mengatakan pendaftaran itu, yang disetujui oleh Menlu Hillary Clinton, akan membantu membendung aliran dana kepada Umarov, yang menyebut dirinya sebagai "Emir Keemiran Kaukasus". "Penandaan atas Umarov itu merupakan tanggapan langsung pada ancaman yang ditimbulkan pada AS dan Rusia," kata Daniel Benjamin, koordinator untuk anti-terorisme Deplu AS, dalam sebuah pernyataan.

"Serangan-serangan belakangan ini yang dilakukan oleh Umarov dan mata-matanya menggambarkan sifat global masalah terorisme yang kita hadapi sekarang ini. Kami menunjukkan solidaritas dengan rakyat Rusia dalam kecaman kami pada tindakan teroris yang tercela itu." Rusia sedang memerangi gerilya yang meningkat di wilayah-wilayah yang sebagian besar warganya Muslim di sepanjang bagian selatannya, tempat korupsi endemis dan kemiskinan yang makin parah telah membantu menarik para pemuda ke tangan pejuang.

Presiden Medvedev telah memperigatkan November lalu bahwa perselisihan yang meningkat di kawasan itu merupakan masalah domestik terbesar Rusia dan serangan-serangan di Moskow Maret lalu menekankan ancaman pada Rusia dari gerilyawan di Kaukasus Utara. Medvedev dan Obama akan bertemu Kamis dalam upaya untuk meningkatkan perdagangan dan investasi setelah "menyetel lagi" hubungan antara kedua bekas musuh Perang Dingin itu.

Umarov (46) memimpin cabang radikal dari gerakan pejuang Chechnya, yang mulai sebagai upaya untuk memperoleh kemerdekaan, tapi yang sekarang mencakup pembentukan sebuah negara Islam di Rusia selatan. "Kemunculan Umarov sebagai pemimpin gerilya Chechnya telah mengintensifkan pembelahan antara separatis nasional dan pejuang Islam radikal serta menimbulkan gerakan yang berusaha untuk membentuk Keemiran Islam Kaukasus dengan Umarov sebagai emir," kata deplu.

Kelompoknya menyatakan bertanggungjawab atas pemboman kereta api antara Moskow dan St Petersburg yang menewaskan 26 orang pada November tahun lalu, ditambah serangan bom bunuh diri Juni yang menyebabakn pemimpin Ingushetia, Yunus-Bek Yevkurov, berjuang untuk mempertahankan hidupnya.

Organisasi itu juga menyatakan bertanggungjawab atas bencana bendungan Siberia pada Agustus yang menewaskan 75 orang. Dengan menggunakan video yang disiarkan di laman Internet gerilyawan, ia acapkali menyerukan serangan terhadap sasaran-sasaran sipil di Rusia dan infrastruktur ekonomi besar seperti pipa dan bahkan stasiun listrik.

sumber : ant/reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement