Sabtu 26 Jun 2010 17:16 WIB

Muhammadiyah Harus Jadi Pelopor Pembaruan

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Krisman Purwoko
Muhammadiyah
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Muhammadiyah harus jadi pelopor pembaruan dan moderenisasi. Tujuannya agar harkat dan martabat bangsa Indonesia tetap terjaga di hadapan dunia internasional. Demikian disampaikan oleh Taufik Kiemas, Ketua MPR RI dalam acara Malam Refleksi Muktamar 1 Abad Muhammadiyah di depan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/6) Malam.

Menurut Taufik, Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan telah berkiprah membangun negara bahkan sebelum masa kemerdekaan. Muhammadiyah, ujar dia misalnya, melalui Hizbul Wathan yang didirikan oleh Ahmad Dahlan sukses mengumpulkan dan mendidik para kader pemuda yang berperan penting terhadap kemerdekaan. “Muhammadiyah berhasil mencetak kader-kader berkualitas yang memberikan sumbangsih,”katanya.

Oleh karena itu, papar Taufik, Muhammadiyah merupakan ormas Islam yang bisa dijadikan contoh oleh organisasi dan lembaga lain terutama dalam hal konsep dan manejerial pendidikan. Dia menuturkan, tidak ada jenjang pendidikan yang luput dari Muhammadiyah. ”Sumbangsih Muhammadiyah luar biasa,”paparnya.

Hal senada diungkapkan oleh Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut dia, peran Muhammadiyah terhadap upaya membangun bangsa tidak disangsikan lagi. Para tokoh Muhammadiyah , jelas dia, telah berjasa memberikan dan meletakkan konsep kebangsaan Indonesia yang utuh pada tahun 1945.

Namun, imbuh Mahfud, langkah tersebut perlu terus diupayakan apalagi tantangan yang dihadapi bangsa sekarang berbeda dengan masa lalu dan membutuhkan perhatian ekstra. Dia menegaskan, tantangan tersebut bukan melawan penjajahan ataupun primordialisme akan tetapi hanya satu persoalan yaitu menegakkan hukum dan keadilan.

Menurut Mahfud, penegakkan hukum dan keadilan adalah modal keteguhan dan kelestarian bangsa. Dia mencontohkan, sejumlah negara terbukti musnah tatkala hukum dan keadilan tidak lagi ditegakkan misalnya Kerajaan Majapahit dan Singosari.

Mahfud berharap, melalui Muktamar ke-46, para tokoh Muhammadiyah turut mengkampanyekan penegakkan hukum dan keadilan di Indonesia yang semakin memprihatinkan. ”Bangsa akan hancur karena hukum dan keadilan tidak tegak berdiri,”tandasnya.

Sejumlah tokoh Nasional tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Prabowo, Ketua Dewan Pembina Parta Gerindra, Busyro Muqaddas, Ketua Komisi Yudisial, Hajriyanto Y Thohari, Wakil Ketua MPR RI dan Rudi Pratikno, wakil Konferensi Waligereja Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement