REPUBLIKA.CO.ID, HUNTSVILLE--Lihatlah perilaku para pemimpin negara 'raksasa' yang tergabung dalam kelompok G-8. Saat ini mereka bertemu di Ontario, Kanada, yang utamanya bertujuan untuk membahas masalah ekonomi dunia. Rupanya, pembahasan isu ekonomi ini banyak menemui jalan buntu. Akibatnya, mereka kemudian tertarik untuk membahas masalah nuklir.
Bisa ditebak, isu nuklir yang selalu mereka gulirkan adalah pemanfaatan nuklir untuk masyarakat di Iran dan nuklir Korea Utara. Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama menginisasi pembahasan isu nuklir ini dengan mengundang para pemimpin negara industri maju itu. Dijadwalkan, pembicaraan ini akan digelar Ahad waktu Indonesia, atau Sabtu waktu setempat.
Terkait isu nuklir Iran, AS akan mengajak Eropa dan seluruh anggota G-8 untuk bersama-sama memberikan sanksi kepada negara tersebut. Mereka juga akan berusaha untuk meluaskan sanksi bagi Iran yang dituduh mengembangkan nuklirnya untuk persenjataan. Padahal pihak Iran sudah nyata-nyata menjelaskan bahwa nuklir yang dikembangkannya itu bertujuan damai, dan bersedia dimonitor lembaga pengawas nuklir dunia.
Anggota kelompok G-8 yang terdiri dari AS, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Kanada, dan Rusia ini semula diagendakan membahas krisis ekonomi di berbagai belahan dunia yang belum juga berhasil di atasi. Obama pun pernah mengakui bahwa krisis dunia ini dalam kondisi rawan jika tidak segera diatasi.