REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA-- Perdana Menteri baru Australia, Julia Gillard, telah mengumumkan kabinetnya yang tidak terlalu banyak mengalami perubahan. Kabinet baru itu kemarin bersidang di Canberra untuk membahas masalah paling mendesak yang dihadapi pemerintah, yakni soal pajak keuntungan pertambangan.
Naiknya Gillard menjadi Perdana Menteri telah membantu menghidupkan lagi prospek Partai Buruh di negarabagian Australia Barat, salah satu wilayah yang paling banyak operasi tambangnya.
Jajak pendapat dalam suratkabar Australia Barat kemarin menunjukkan Partai Buruh boleh jadi bisa mempertahankan semua kursinya di negarabagian itu. Dua minggu yang lalu jajak pendapat mengindikasikan tiga kursi mungkin lepas.
Perbaikan hasil bagi Partai Buruh dalam berbagai jajak pendapat telah menuai spekulasi mengenai dilangsungkannya pemilu lebih awal. Anggota oposisi Andrew Robb mengatakan, Perdana Menteri Gillard punya alasan untuk memilih tidak menaruh orang-orang baru dalam kabinetnya. "Gillard akan buru-buru mengadakan pemilu di bulan Agustus untuk memanfaatkan masa bulan madu pemerintahnya," ujarnya.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri Kevin Rudd mengatakan akan libur bersama keluarga setelah tidak memperoleh kursi dalam Kabinet yang baru. Gillard mengatakan, Rudd sepatutnya mendapat waktu break bersama keluarga, dan akan memegang posisi senior kalau Gillard menang dalam pemilu.