Rabu 30 Jun 2010 10:05 WIB

Tanda-tanda Kebangkitan Sains di Dunia Islam

Red: irf
Ilustrasi
Foto: Republika
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Cerita menyenangkan tentang perkembangan sains di dunia Islam ditulis oleh Jurnal Ilmiah News Scientiest. Laporan itu mengungkapkan bahwa saat ini, simbol-simbol kebangkitan sains di dunia Islam mulai terlihat. Tanda-tanda kebangkitan itu pun didokumentasikan dalam laporan berjudul Atlas Proyek Inovasi dan Sains di Dunia Islam, yang diterbitkan Royal Society London.

Menurut laporan itu, negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan beberapa wilayah lain, akan sangat berpengaruh bagi perkembangan sains di masa mendatang. Arab Saudi, baru saja mendirikan Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah, dengan biaya 20 miliar dolar AS. Sedangkan Qatar baru saja membangun Kota Pendidikan di pinggir kota Doha. Tujuh universitas terkemuka di Amerika Serikat (AS) menjadi penghuni Kota Pendidikan itu.

Sedangkan Abu Dhabi, baru saja membangun kota pertama di dunia yang sepenuhnya memanfaatkan energi terbarukan. Kota ini bisa dihuni 50 ribu orang dan menghidupi 1.500 pengusaha yang bergerak dalam bidang industri terbarukan.

Dunia Islam, mulanya punya tradisi sains yang sangat berkembang. Tapi belakangan, tradisi itu surut. Di tahun 2005, jurnal ilmiah yang diterbiktkan oleh 17 negara Arab, masih kalah banyak dibanding karya ilmiah yang dihasilkan oleh Universitas Harvard, AS. Kenyataan ini kemudian mendorong negara-negara Islam yang kaya minyak untuk mengivestasikan sebagian kekayaannya guna mengembangkan sains.

Hasilnya, kini mulai terlihat. Lembaga PBB yang mengurusi masalah kebudayaa, Unesco, melaporkan bahwa saat ini 13 negara Islam di dunia punya persentase kelulusan perempuan saintis yang lebih tinggi dibanding AS. Di Arab Saudi, kini 58 persen peserta didik adalah perempuan.

sumber : News Scientiest
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement