REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI--Google boleh hengkang dari Cina, tapi tahukah Anda siapa "koki" di balik dapur Baidu Inc, mesin pencari terkemuka Cina?
Sebuah sumber di Baidu menyebut, para ahli perangkat lunak asal Amerika Serikat dipekerjakan Cina khusus untuk memoles situs ini menjadi moncer. Bahkan dalam tahun ini, jumlah mereka dilipatkan, seiring cita-cita Baidu untuk mengembangkan kemampuan teknologi dan meningkatkan profil global.
Baidu kini menjadi satu-satunya mesin pencari di dunia maya di Cina, setelah Google Inc merelokasi server server mereka dari Beijing ke Hong Kong menyusul dugaan sensor dan hacking yang dilancarkan pemerintah negeri Tirai Bambu ini.
Baidu akan mempekerjakan 30 tenaga profesionalbidang IT level menengah hingga senior dari Silicon Valley. "Perekrutan pertama langsung dari Amerika Serikat," kata juru bicara Baidu, Zheng Bin, kepada Reuters pada hari Selasa.
Menurutnya, Baidu percaya bakat adalah kunci bagi keberhasilan sebuah perusahaan. "Dan kami akan mencari kemanapun para pemilik bakat terbaik dapat ditemukan, baik di sini, di Cina atau di Silicon Valley," ujarnya.
Direktur SDM Baidu mengatakan dalam sebuah pernyataan Reuters . "Ketika kami mengembangkan teknologi pencarian yang lebih dan lebih maju, kebutuhan kita untuk bakat kelas dunia hanya akan terus meningkat."
Lahir di Cina, situs pencarian Baidu kini makin mendunia. Baidu Jepang, meski awalnya merugi, kini mulai mencatatkan nama.
Analis memperkirakan Baidu akan mencuri setengah dari pendapatan pencarian Google China, yang bisa menambahkan sebanyak 330 juta dolar AS. Artinya, kocek mereka bakal bertambah 50 persen dari keuntungan tahun sebelumnya.