Kamis 01 Jul 2010 18:01 WIB

Obama Jamin Pensiun Jenderal Bintang Empat untuk McChrystal

Obama-McChrystal
Obama-McChrystal

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan menjamin mantan komandan Afghanistan Jenderal Stanley McChrystal mendapatkan pensiun jenderal bintang empat sekalipun telah memecatnya pekan lalu atas insiden komentar McChrystal yang meremehkan para pemimpin sipil. McChrystal diberhentikan sekitar satu tahun setelah menerima bintang empat -- separuh waktu normal yang dibutuhkan untuk memperoleh pendapatan pensiun seorang jenderal bintang empat sebesar 12.475 dolar AS per bulan sebelum pajak --, menurut perkiraan Pentagon berdasarkan pengabdiannya selama 34 tahun di militer.

"Kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk memastikan bahwa dia, seseorang yang telah melayani negeri ini dengan cakap, dapat pensiun dengan standar bintang empat," kata juru bicara gedung putih Robert Gibbs kepada wartawan. Belum jelas apakah Obama perlu mengeluarkan sebuah surat pernyataan bebas dari tuntutan.

McChrystal memberi tahu militer mengenai rencana pengunduran dirinya, Senin, sebuah langkah yang diduga oleh publik luas setelah dia dan para penasehatnya membuat marah Gedung Putih dengan mengolok-olok presiden dan para penasehat utama sipil dalam sebuah artikel yang diterbitkan majalah Rolling Stone. Dalam artikel itu, McChrystal juga membuat pernyataan meremehkan wakil presiden Joe Biden dan utusan khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan dan Pakistan Richard Holbrooke. Asistennya dikutip menyebut penasehat keamanan nasional Gedung Putih, Jim Jones sebagai seorang "badut".

Jika Obama tidak mau membantu McChrystal maka dia akan pensiun dengan gaji jenderal bintang tiga sebesar 11.736 dolar AS per bulan sebelum pajak, menurut perkiraan Pentagon, merujuk pada pengabdian McChrystal di militer. Obama menunjuk Jenderal David Petraeus untuk menggantikan McChrystal. Dalam konfirmasinya di hadapan komite senat, Selasa, Petraeus mengesampingkan harapan untuk sebuah perubahan cepat setelah perang sembilan tahun.

sumber : ant/reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement