Jumat 02 Jul 2010 05:11 WIB

Putranefo, Presdir PT Masaro Radiokom Ditahan KPK

Rep: Indah Wulandari/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Presiden Direktur PT Masaro Radiokom, Putranefo A Prayugo, di rumah tahanan Polrestro Jakarta Pusat. Ia menjadi tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi pembangunan Sistem Komunikasi Radio Terpadu Kementerian Kehutanan tahun 2006-2007.

"Dalam rangka pengembangan penyidikan pengadaan SKRT di 300 lokasi, KPK melakukan upaya penahanan tersangka PAP untuk 20 hari mendatang," ujar juru bicara KPK Johan Budi SP di gedung KPK, Kamis (1/7).

Putranefo pun digelandang ke sel tahanan Polrestro Jakpus dengan mobil tahanan KPK sekitar pukul 17.45 WIB. Pria keturunan Cina ini pun menunjukkan ekspresi sedikit ketakutan dan tak bersedia berkomentar pada pewarta.

Berdasarkan hasil penyelidikan, Putranefo berperan sebagai penyedia barang dalam pengadaan pembangunan SKRT. Diduga ia telah melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain dan korporasi.

Ia pun disangkakan melanggar pasal 2 ayat (1) dan atau pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55 ayat (1) KUHP. Mengenai kerugian negaranya, KPK masih dalam proses menghitung. "Penghitungan kerugian negara kasus SKRT masih berlanjut karena lokasinya banyak,"ungkap Johan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement