Jumat 02 Jul 2010 06:17 WIB

Inflasi Melonjak, Pemerintah Kecolongan

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sejumlah pengamat ekonomi yang melakukan proyeksi terhadap angka inflasi pada Juni ini mengaku kecolongan. Pasalnya, kenaikan inflasi pada Juni ini jauh dari perkiraan awal yang sebelumnya telah diprediksikan.

"Saya rasa hampir semuanya kecolongan, termasuk pemerintah," ujar Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa, ketika dihubungi Republika, Kamis (1/7). Sebelumnya memperkirakan inflasi Juni berada pada kisaran 0,51 persen, sehingga laju inflasi secara year on year akan berada pada angka 4,57 persen. Tapi yang terjadi inflasi mencapai 0,97 persen.

Menurut Purbaya angka 0,97 persen ini hampir sama seperti inflasi pada saat-saat Lebaran. Inflasi tersebut didorong oleh kenaikan hampir semua bahan makanan, seperti cabe, sayur-mayur, daging dan kacang-kacangan. Faktornya bisa disebabkan karena musim yang membuat sejumlah panen menjadi gagal.

"Seharusnya jika tahu cabe merah ini melonjak sedemikian rupa, pemerintah bisa menekannya barang makanan lain, seperti beras sehingga inflasinya tidak terlalu tinggi," ucapnya.

Dengan angka inflasi seperti ini, Purbaya meminta supaya pemerintah untuk dapat lebih waspada. Khususnya pada beberapa bulan mendatang yang akan masuk bulan Ramadahan. Tak hanya itu, Purbaya juga meminta pemerintah mewaspadai tekanan inflasi pada Desember akibat harga beras. Karenanya masalah distribusi pangan harus serius ditangani oleh pemerintah.

Melihat gambaran tersebut, Purbaya pesimistis target inflasi pemerintah 5,3 persen dapat tercapai. "Prediksi kita 6 persen, 5,3 persen itu sulit tercapai. Kalaupun tercapai harus bekerja keras," jelasnya.

Inflasi di luar perkiraan

Sementara Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII), Juniman, mengaku angka inflasi 0,97 persen itu juga di luar dari perkiraanya.

"Cabe, bawang, dan bahan makanan lain naik luar biasa," kata Juniman. Ia menilai faktor perubahan iklim membuat panen di sejumlah daerah menjadi berantakan, sehingga membuat pasokan terhambat. "Ini memang belum ada masukan dari TDL dan pendidikan," kata dia

Sebagaimana diketehui sebelumnya Juniman memproyeksika inflasi hanya pada kisaran 0,51 persen. Inflasi bulanan ini mendorong meningkatnya laju inflasi tahun (year on year) dari sebelumnya 4,16 persen (Mei) menjadi 4,57 persen.

Dengan kondisi seperti ini, Juniman meminta kepada pemerintah untuk waspada pada tiga bulan mendatang. Kenaikan TDL dan tahun ajaran baru membuat tekanan terhadap inflasi akan semakin meningkat. "Juli dn Agustus ini bisa di atas 1 persen," jelasnya.

Sementara itu, proyeksi inflasi tahun 2010 ini diperkirakan mencapai 6 persen. "Kita revisi proyeksi sebelumnya, namun terpenting adalah bagaimana pemerintah menjaga pasokan bahan makanan jangan sampai tersendat, jika tidak inflasinya bisa tembus di atas enam persen," tandas Juniman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement