REPUBLIKA.CO.ID, NICOSIA – Pemerintah Cyprus memburu mata-mata Rusia di bandara udara dan pelabuhan. Polisi dikerahkan untuk memantau video CCTV. Diduga, mata-mata tersebut akan melewati daerah utara sebuah pulau yang belum diketahui.
Menteri Hukum, Loucas Louca, mengakui keputusan hakim membebaskan mata-mata tersebut salah. Namun demikian, pemerintah mengkaji kembali, dan akan mencari keberadaan mata-mata itu. “Kami punya informasi dan berharap akan menahannya,” tutur Louca, Kamis (1/7).
Mata-mata bernama Metsos itu dicari Pemerintah Amerika karena dituduh menyuplai uang kepada jaringan mata-mata yang beroperasi di daerah-daerah Negara adi daya itu. sejumlah 10 mata-mata ditahan di Amerika sejak Ahad lalu. Sembilan dari mereka akan disidang Kamis ini. Satunya lolos dari dakwaan.
Hilangnya Metsos memalukan Cyprus. Negara yang berada di laut tengah itu sangat disenangi turis, namun juga kerap menjadi tempat perang dingin. Mata-mata kerap mengunjungi Negara itu untuk memasuki Eropa, Asia, dan Afrika. Pemerintah Cyprus berjanji akan berbuat maksimal untuk menemukannya. Diduga dia juga menjadi turis menggunakan paspor Kanada. Dugaan itu muncul setalah seorang warga Kanada melapor kehilangan paspor.
Metsos pernah ditahan Selasa lalu di Cyprus saat dia hendak terbang ke Budapest, Hungaria. Anehnya, hakim Cyprus membebaskannya dengan membayar denda sebesar 33 ribu dolar AS. Metsos menghilang sejak Rabu.