REPUBLIKA.CO.ID, MANILA--Presiden baru Filipina, Benigno Aquino Jumat berikrar akan memperkuat angkatan bersenjata dalam menumpas pemberontak Maois dan gerilyawan Islam yang mengganggu negaranya selama beberapa dasawarsa.
Dia mengatakan, pasukan yang berkekuatan 130.000 prajurit terlalu kecil untuk melindungi negara berpenduduk sekitar 90 juta orang secara memadai, banyak di antaranya tinggal di tengah-tengah pemberontakan puluhan tahun yang telah menewaskan puluhan ribu orang.
"Katakan kepada kami apa yang anda perlukan dan kami akan berikan itu kepada anda," kata Aquino dalam pidato pertamanya untuk pembentukan pertahanan hanya dua hari dari enam tahun masa jabatannya. Ini termasuk menaikkan pangkat anda, karena jumlah anda tidak berubah meskipun penduduk kita berlipat dua."
Modernisasi Persenjataan
Kepala staf militer baru Aquino, Letjen Ricardo David mengatakan, sistem persenjataan juga akan dimodernisasi, tapi dia tidak memberikan jumlah khusus dan mengakui dana akan menjadi masalah.
"Priotitas kami adalah memberantas terorisme dan pemberontakan di negara ini, yang terus menggelincirkan tujuan-tujuan kita dalam upaya menegakkan perdamaian terakhir dan pembangunan," kata David kepada wartawan.
"Saya pikir perlu batas waktu dua sampai tiga tahun bagi angkatan bersenjata untuk menghabisi pemberontakan."
Pemberontakan kiri, Tentara Rakyat Baru (NPA) kini masih memiliki sekitar 5.000 pejuang, dan mengaku telah menewaskan puluhan ribu sejak 1969 dan mengalihkan sumber-sumber daya militer ke wilayah-wilayah bergolak di seluruh negara kepulauan itu.
Manila juga berperang dengan kelompok gerilyawan Muslim selama berpuluh tahun di wilayah selatan dan sejumlah kecil gerilyawan Islam yang memiliki jalinan dengan jaringan Al Qaida, yang dituduh berada di balik serangan-serangan teror terburuk di negara itu.
Di tengah meningkatnya krisis anggaran, David mengatakan departemen pertahanan mungkin akan memprivatisasikan aset-asetnya atau menyewakan propertinya sebagai tindakan untuk menghentikan kesenjangan itu.
Para analis memperkirakan Filipina akan mencapai rekor defisit anggaran 300 miliar peso (6,5 miliar dolar) pada tahun ini.