Senin 05 Jul 2010 07:23 WIB

Amerika Mulai Frustasi Hadapi Pejuang Afghanistan?

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Tentara sekutu di Afghanistan
Tentara sekutu di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Amerika Serikat boleh berbangga bisa menjatuhkan rezim Taliban dan menempatkan bonekanya di Afghanistan. Tapi sampai sekarang, AS belum juga bisa benar-benar menaklukkan Afghanistan meski sudah dibantu negara-negara sekutunya.

Yang terjadi, negara adi daya itu tampaknya mulai kelelahan menghadapi perlawanan para pejuang Afghanistan yang dikomandoi Taliban. Buntutnya, perpecahan di internal AS pun kian mencuat.

Setelah kritik yang dilontarkan mantan komandan AS di Afhanistan, Jenderal Stanley Mc Chrystal kepada Presiden Obama dan berbuntut pada pemecatan Jenderal tersebut, kini giliran pemimpin Partai Republik, Michael Steele, yang menyulut kehebohan dengan mengritisi kebijakan pemerintahnya sendiri.

Steele menyindir Obama sebagai orang yang tak paham sejarah. Dia menyalahkan Obama karena gagal memenangkan perang di Afghanistan. Menurutnya, sejarah memperlihatkan berbagai upaya telah gagal menaklukkan negeri itu. ''Ini adalah perang yang dipilih Obama,'' pemimpin Komite Nasional Partai Republik seperti dikutip Reuters.

Steel melontarkan kritikannya saat acara pengumpulan dana Partai Republik di Connecticut, Kamis waktu setempat. Dia menyindir kebijakan Obama yang meningkatkan perang di Afghanistan dengan menambah pasukan. ''Ini bukan sesuatu yang telah secara aktif dilakukan atau dipilih oleh Amerika Serikat,'' kecamnya. ''"Taruhannya terlalu tinggi buat kita.''

Pernyataan Steel itu kontan menuai kritikan balik dan tuntutan agar dia mengundurkan diri dari Partai Demokrat. ''Amerika Serikat menyerbu Afghanistan di bawah Presiden George W Bush sebagai pembalasan atas serangan 11 September 2001, yang dikatakan dilakukan oleh Al Qaidah dengan alasan  pemimpinnya bersembunyi di sana,'' ujar kolumnis Bill Kristol seperti tertulis di laman majalah Weekly Standard.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement