Senin 05 Jul 2010 08:58 WIB

Komandan Baru AS Akui Perang Afghanistan Berada di Tahap Kritis

Rep: Antara/ Red: Budi Raharjo
Pasukan sekutu di Afghanistan
Foto: www.guardian.co.uk/
Pasukan sekutu di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Komandan pasukan Amerika Serikat yang baru di Afghanistan, Jenderal David Petraeus, mengakui perang di negeri itu yang telah berkobar selama sembilan tahun kini mencapai tahap kritis.

''Kita terlibat dalam perang yang berat. Setelah bertahun-tahun, perang kita tiba pada satu saat yang kritis,'' kata komandan yang juga membawahi pasukan sekutu ini saat serah terima komandi di markas besar Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di Kabul, Ahad (4/7).

Petraeus pekan lalu diangkat menjadi pemimpin seluruh pasukan asing di Afghanistan setelah orang yang digantikannya Jendral Stanley McChrystal dipecat karena pernyataannya yang menyindir Presiden Barack Hussein Obama. Penggantian pemimpin pasukan internasional itu terjadi saat Taliban berada dalam kekuatan paling besar sejak digulingkan dari pemerintah di Kabul tahun 2001, dengan korban di pihak ISAF meningkat setiap hari.

Petraeus yang mengenakan seragam militer mengatakan, pengangkatannya merupakan satu perubahan dalam komando tetapi bukan strategi. Dia tiba di Kabul, Jumat (2/7), setelah pengangkatannya dikukuhkan Senat AS, dan Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui dana 33 miliar dolar AS untuk penambahan pasukan yang diharapkannya akan mengubah keadaan perang itu.

Penambahan tentara itu akan meningkatkan jumlah pasukan menjadi 150.000 personil di Afghanistan seperti yang ditetapkan dalam strategi baru. Pasukan itu akan memikul tugas melumpuhkan gerilyawan Taliban di pangkalan-pangkalan mereka sementara mempercayakan pada pemerintah Afghanistan untuk secara serentak meningkatkan kekuasaan pemerintah lokal dan pembangunan.

Pengangkatan Petraeus merupakan usaha terakhir Washington untuk mengakhiri konflik yang menelan biaya yang terus meningkat dan menyedot anggaran negara-negara yang menjadi bagian dari sekutu. Padahal mereka baru pulih dari krisis keuangan global terburuk dalam sejarah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement