Rabu 07 Jul 2010 18:20 WIB

Video Tarian di Tanah Jajahan pun Menyulut Kontroversi

Red: irf
Tarian tentara Israel di Jalan Shuhada, Hebron
Foto: youtube
Tarian tentara Israel di Jalan Shuhada, Hebron

REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON--Rasa kemanusiaan di kalangan tentara Israel sungguh sudah menghilang. Di tengah penderitaan yang luar biasa warga Palestina, mereka malah meluapkan kegembiraan. Paling tidak ini tercermin dari video yang menggambarkan enam orang tentara Israel menari-nari di wilayah pendudukan yang sebenarnya sedang 'panas'.

Video tentara Israel menari ini telah ditayangkan di laman youtube sejak Jumat lalu. Di situ tergambar enam orang tentara Israel yang menari-nari di Jalan Shuhada, Hebron. Di bagian akhir video tertulis bahwa warga Palestina tidak lagi boleh melintasi jalan tersebut. Hanya satu persen penduduk Hebron yang merupakan kemunitas Yahudi, yang bisa melaluinya.

Kini, Kota Hebron dihuni oleh 160 ribu warga Palestina, dan hanya 600 warga Israel. Namun, hanya warga Israel yang bisa bebas berkeliaran di kota itu, sementara warga Palestina harus hidup dalam tekanan. Kondisi inilah yang menjadikan miris saat tentara Israel justru merayakannya dengan menari-nari.

Di bagian awal video tersebut terdengar suara adzan. Saat adzan terdengar, enam tentara Israel itu terlihat mengawasi situasi dengan senjata lengkap di tangah. Belum selesai adzan berkumandang, terdengar lagu dan saat itulah tentara Israel menari-nari.

Pihak militer Israel sendiri menyatakan tidak terlalu memasalahkan video tarian di antara penderitaan warga Palestina itu. Dalam pernyataan resminya pihak militer Israel hanya menyebutkan bahwa tarian itu hanyalah 'guyonan tentara'. Mereka hanya menyatakan bahwa tarian itu tidak selayaknya dijalankan dalam operasi militer dan berjanji akan menginvestigasinya.

Video ini telah mengundang komentar dari lebih 5.000 orang. Mereka pada umumnya sangat menyayangkan dan mengecam. Para pemberi komentar juga menyatakan bahwa tentara Israel senang dengan penderitaan warga Palestina. Namun sebagian lain tidak mempermasalahkan, bahkan membelanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement