REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemukulan yang dialami peneliti hukum Indonesian Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun, pada Kamis (8/7) dini hari diselidiki polisi. Saat ini, petugas Polrestro Jakarta Selatan (Jaksel) sedang memeriksa tiga saksi terkait dengan peristiwa tersebut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jaksel, Komisaris Polisi Nurdi Satriaji, mengatakan, saksi yang dimintai keterangan adalah teman Tama yang berada di tempat kejadian perkara (TKP), Kanafi, Satpam komplek berinisial K yang menyaksikan penganiayaan, juga satpam rumah sakit berinisial M yang membawa korban ke RS Asri, Duren Tiga Jaksel.
Untuk keterangan saksi korban sendiri, Nurdi menyatakan masih akan menunggu yang bersangkutan sembuh dari perawatan di RS Asri. Nurdi menuturkan peristiwa tersebut terjadi usai korban nonton bareng pertandingan semifinal antara Jerman versus Spanyol di daerah kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Sekitar pukul 04.00 dini hari, korban pulang dengan sepeda motor berboncengan dengan kawannya, Kadafi.
Saat melintasi kawasan Duren Tiga, dua motor tampak mendekati korban. Satu motor dari sebelah kiri memepet korban, dan satu motor lainnya menendang motor korban. Korban pun terjatuh dan terseret sejauh enam meter. Pelaku lantas memukuli korban dengan benda tumpul. "Alatnya jelas bukan senjata tajam," jelas Nurdi.
Setelah memukuli korban, Nurdi mengatakan, para pelaku pun membuka helm korban dan kembali memukuli korban hingga bagian kepala bagian depan sobek. Namun kawannya Kanafi sendiri tidak dianiaya. Kanafi, ujar Nardi, cuma memar karena jatuh dari motor.
Sementara itu, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Gatot Edi Pramono mengatakan petugas sedang melakukan olah TKP, mengumpulkan saksi-saksi, barang bukti, dan menggali informasi baik dari saksi maupun korban. "Kami melakukan penyelidikan guna menemukan pelakunya. Cuma motif belum bisa ditentukan," jelasnya.