Jumat 09 Jul 2010 02:49 WIB

Dewan Muslim Inggris Tolak Agenda Kebencian di Peringatan 7/7

Dewan Muslim Inggris
Foto: IOL
Dewan Muslim Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Organisasi Muslim terbesar di Inggris, Dewan Musim Inggris (MCB) pada peringatan tahun kelima tragedi ledakan bom kereta subway, 7 Juli, menolak agenda berisi kebencian dan perpecahan. MCB menegaskan komunitas harus tetap keras dan tegas melawan mereka yang melakukan aksi-aksi atas nama Islam dan pembelokan keyakinan demi tujuan mereka pribadi.

Sekretaris Jendral MCB, Farooq Murad memimpin delegasi Muslim Inggris untuk menghormati lokasi Memorial tragedi 7 Juli, di Hyde Park, demi mengenng korban tindak kekerasan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, yang diucapkan di sejumlah sekolah, masjid dan pusat komunitas, MCB berusaha menawarkan narasi-kontra kepada mereka yang berkeras memutuskan hubungan Islam dengan Barat dan selalu memandang Islam sebagai pihak destruktif dan antagonis.

"Kita menjalin ikatan dengan keyakinan lain dan kelompok masyarakat sipil serta membutuhkan mitra lokal, nasional dan pemerintah demi menaikkan kondisi dan pembicaraan sejumlah masalah rumit yang dihadapi Muslim di Inggris.

Farooq, mengatakan, beberapa orang berupaya melabeli tragedi 7/7 sebagai perang antara Muslim dan komunitas lebih luas, namun, ia mengingatkan, dua pengebom bunuh diri lima tahun lalu di Edgaware Road dan Aldgate, terjadi di wilayah dengan populasi Muslim besar.

"Ini bukanlah serangan oleh satu komunitas terhadap komunits lain. Ini adalah serangan terhadap konsep mendasar masyarakat majemuk terbuka dan semua--Muslim dan non-Muslim--yang menginginkan menjadi bagian dari masyarakat itu," ujar Farooq. Ia menyatakan pula di antara 52 korban yang meninggal ada 4 pemuda Muslim bermasa depan cerah dari berbagai latar belakang.

Farooq juga menggarisbawahi survei terkini yang menunjukkan bahwa Muslim memiliki ikatan dan nasionalisme kuat terhadap Inggris terlepas warga Inggris melabeli Islam dan Muslim sebagai teroris dan Muslim kerap menjadi sasaran pengawasan dan tindak sewenang-wenang aparat antiteror.

"Sangat menyedihkan, respon dari sejumlah pembuat kebijakan dan komentator telah membuat masalah kian memburuk dengan menolak melihat Muslim sebagai sesuatu selain persoalan keamanan. Lebih buruk lagi, mereka menggunakan kecurigaan yang timbul akibat tragedi 7/7 sebagai kendaraan xenofobia," ujar Farooq dalam pernyataan resmi MCB.

"Strategi Pencegahan dan Penggugatan, kebijakan antiteror yang menakutkan dan debat kian meningkat seputar penggunaan tutup kepala serta praktek-praktek lain telah menguatkan atmosfer bahwa Muslim dan permasalahannya dilihat terpisah dari masyarakat lain," lanjut bunyi pernyataan.

Sekjen MCB juga menegaskan mereka yang meninggal pada 7 Juli 2005 mewakili semua aspek kehidupan masyarakata Inggris, kaya dan miskin, hitam dan putih, orang-orang dari semua keyakinan dan yang tidak, serta menggarisbawahi kebutuhan untuk memerangi ekstremisme perlu dilakukan oleh semua pihak oleh semua sisi.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement