REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Pembacokan aktivis Indonesia Corruption Watch Tama Satya Langkun mendapat perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhyono. Dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (8/7), Presiden meminta agar motif dan pelaku peristiwa pembacokan itu bisa diungkap. Hal yang sama juga berlaku bagi aksi pelemparan bom molotov ke kantor Tempo.
"Terhadap hal seperti ini kita harus responsif untuk mengetahui duduk persoalannya, siapa. Sangat mungkin justru ketika ada dua pihak yang sedang memiliki perbedaan kemudian kedua pihak itu ingin menyelesaikan masalahnya dengan tepat, ada pihak yang lain," kata Presiden di hadapan seluruh anggota kabinet.
Oleh karena itu, Presiden menilai penting untuk diketahui peristiwa yang sebenarnya terjadi agar peristiwa itu tidak menjadi isu atau rumor. Saya ingin segera dicari tahu sebabnya siapa itu yang melakukan, motifnya apa, tujuannya apa," kata Presiden bernada tegas.
Presiden menambahkan, pemerintah sendiri sangat serius untuk membangun good governance, memberantas korupsi, dan menghormati hak asasi manusia. Jika ada sesuatu yang ganjil, hal itu itu harus ditangani sebagaimana mestinya.
Presiden menginstruksikan kepada jajarannya agar masalah yang menjadi perhatian rakyat untuk dikelola dengan baik. "Jangan terlambat, jangan kita anggap biasa-biasa saja. Tidak, karena itu menjadi perhatian publik. Kita harus juga menjadi pemerintahan yang responsif," kata Presiden.