Sabtu 10 Jul 2010 04:23 WIB

Mugabe: Zimbabwe tidak Perlu Bantuan Barat

REPUBLIKA.CO.ID,HARARE--Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengatakan negaranya tidak memerlukan bantuan Barat untuk menghidupkan kembali perekonomiannya yang hancur, setelah Uni Eropa menuntut kemajuan lebih dalam hak asasi manusia dan reformasi politik, kata media pemerintah Jumat. "Zimbabwe akan pulih dengan akal dan sumber dayanya," kata Robert Mugabe kepada surat kabar yang dikelola negara, Herald.

"Zimbabwe tidak akan diselamatkan oleh negara atau organisasi tertentu, apalagi pihak barat. Biarkan mitra kami di pemerintahan inklusif memahami itu, jadi kita tidak membuang usaha pada inisiatif tidak berguna, "katanya di hadapan komite partai pusat ZANU-PF.

Komentarnya dikeluarkan satu pekan setelah anggota pemerintah persatuan Zimbabwe kembali dari sebuah pertemuan dengan pejabat Uni Eropa di Brussels untuk mencoba memperbaiki hubungan yang tegang.

Hubungan antara kedua belah pihak telah tegang dalam 10 tahun terakhir sejak pemilihan umum diwarnai kekerasan dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintahan Mugabe.

Pada Februari, Uni Eropa memperbarui sanksi terhadap Mugabe dan lingkaran dalamnya untuk satu tahun mendatang, menggunakan alasan kurangnya kemajuan dalam penerapan reformasi politik dan hak asasi manusia. Mugabe juga menuduh negara-negara barat menekan pengatur berlian internasional, Kimberley Proses, untuk menghalangi ekspor batu mulia Zimbabwe.

Kimberley Proses "bukan organisasi hak asasi manusia," katanya. "Namun ini yang diinginkan oleh Amerika Serikat, Kanada dan Australia --tidak untuk setiap waktu, tidak untuk setiap kasus, tapi hanya untuk Zimbabwe". "Kami telah ditempatkan dalam ketidakpastian, karena negara-negara yang sama telah menjatuhkan sanksi ilegal pada kami untuk kehancuran total, "katanya.

Anggota Kimberley berada dalam kebuntuan mengenai apakah diizinkan untuk mengekspor dari pertambangan Marange, Zimbabwe, lokasi tempat para pengatur mengatakan bahwa militer melakukan penganiayaan serius pada pekerja sipil. Meskipun suatu pengawas yang bertugas mengevaluasi Zimbabwe telah memberikan semua persetujuannya, kelompok hak asasi mengatakan pelanggaran terus berlanjut dan para aktivis top di Marange telah ditangkap. Perundingan baru mengenai permata-permata Zimbabwe disiapkan pada Rabu, di Saint Petersburg.

sumber : ant/AFP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement