REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Sebuah dealer barang antik Inggris terancam masuk penjara setelah dia dinyatakan bersalah pada hari Jumat mencuri, menadah, dan menjual salinan koleksi langka karya Shakespeare yang hilang. Ulah Raymond Scott, 53 tahun, ketahuan setelah dia masuk ke salah satu pusat penelitian buku abad ke-17 yang juga pusat perpustakaan karya Shakespeare Folger Shakespeare Library di Washington DC.
Salah seorang staf yang curiga kemudian menelepon polisi, Kedutaan Besar Inggris, dan FBI.
Dianggap sebagai salah satu karya dicetak paling penting dalam bahasa Inggris, naskah itu hanya dibuat sebanyak 250 eksemplar. Naskah ini pertama kali dicetak pada tahun 1623, tujuh tahun setelah kematian Shakespeare.
Seorang juri di Newcastle Crown Court di timur laut Inggris menemukan Scott bersalah menadah barang-barang curian. Namun, ia dibebaskan dari mencuri buku dari Durham University di tahun 1988.
Selama pengadilan, para ahli mengatakan kepada pengadilan buku itu sudah rusak dan telah robek beberapa halamannya setelah dicuri. Buku-buku itu dijual seharga 2,28 juta dolar AS.
Koleksi berusia 387 tahun itu dibawa ke pengadilan dalam besi hitam terkunci sebelum dibawa keluar dan ditunjukkan kepada juri di atas bantal di samping mimbar saksi. Scott, yang tinggal bersama ibunya, mengatakan ia telah menemukan buku itu di rumah seorang teman di Kuba.
Jaksa kepala di Durham, Chris Enzor, kata Scott telah mencuri harta karun "nasional" untuk membantu membayar gaya hidup playboy-nya. Dia diketahui mengutang kartu kredit dalam jumlah besar dan sehari-hari selalu mengendarai Ferrari.